Pantangan Untuk Penderita Skoliosis

Pantangan untuk penderita skoliosis perlu dikenali agar tidak memperburuk sudut kelengkungan skoliosis yang Anda miliki atau untuk mencegah timbulnya nyeri.

Kata skoliosis berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘skolios’ yang artinya adalah bengkok. Skoliosis adalah kelainan bentuk tulang belakang yang berupa lengkungan ke samping. Bentuk tulang belakang skoliosis akan berbentuk seperti layaknya huruf C atau S bila dilihat dari belakang.

Derajat skoliosis bergantung pada derajat kelengkungannya, yang terbagi menjadi ringan, sedang, dan berat.

  1. < 15-20 derajat, skoliosis ringan
  2. 20-50 derajat, skoliosis sedang
  3. > 50 derajat, skoliosis berat.

Skoliosis ini terdiri dari idiopatik (penyebab tidak diketahui) dan skoliosis degeneratif.

Skoliosis Idiopatik

Jika penyebab skoliosis ini tidak diketahui, skoliosis disebut skoliosis idiopatik.

Biasanya terjadi pada usia remaja (adolesen) dan dapat berkembang secara cepat. Seiring dengan gerakan tulang belakang, misalnya saat tubuh berputar, membungkuk, menimbulkan perubahan fisik pada tulang rusuk dan bahu atau panggul tidak sama tinggi. Gejala yang dirasakan adalah nyeri.

Pada skoliosis jenis ini, kebanyakan lengkungan terjadi di area toraks (dada) ke kanan, atau merupakan gabungan antara right thoracic curve dengan left lumbar curve (disebut double major curve).

Derajat kelengkungan (kurva) < 30 derajat, sepertinya tidak akan membesar. Namun bila lengkungan mencapai 50 derajat dengan double major curve, dapat berkembang hingga usia dewasa.

Skoliosis yang tidak tertangani bisa mengalami perubahan hingga sudut 100 derajat namun jarang. Bila hal ini terjadi, maka timbul ketidakseimbangan dan lengkungan tulang dapat menusuk jantung dan paru sehingga menimbulkan sesak napas.

Skoliosis idiopatik sesuai usia, terbagi menjadi:

  • Infantil: dari lahir hingga usia 3 tahun
  • Juvenil: usia 4 hingga 9 tahun
  • Adolesen: usia 10 hingga 18 tahun

Skoliosis adolesen atau usia remaja terjadi hampir 80 persen sebagai bentuk kasus skoliosis idiopatik.

Masa pertumbuhan menyebabkan perubahan pada struktur tulang belakang. Itu sebabnya deteksi kelengkungan skoliosis perlu dipantau mengingat proses pertumbuhan masih berlangsung. Penting untuk mereka usia muda mengetahui pantangan aktivitas hingga makanan untuk penderita skoliosis.

Skoliosis Degeneratif

Pada skoliosis degeneratif, biasanya terjadi di tulang belakang lumbar (pinggang) umumnya oleh dewasa akibat adanya proses degeneratif pada struktur tulang belakang akibat usia.

Proses degeneratif oleh ‘keausan’ atau kerusakan pada sendi facet dan bantalan antartulang belakang.

Bila proses degeneratif ini terjadi lebih cepat pada salah satu sisi tubuh, maka dapat menyebabkan kelengkungan skoliosis akan terjadi.

Akibat proses degeneratif ini, juga bisa mengakibatkan terbentuknya taji tulang (bone spur/osteofit) atau menonjolnya bantalan tulang (herniasi nukleus pulposus atau saraf kejepit). Bila kondisi ini terjadi, maka bantalan tulang yang bocor atau menonjol itu dapat mengeluarkan sejenis protein inflamasi (inflamatoric protein) yang mengakibatkan radikulopati lumbar dengan gejala nyeri (seperti kesetrum, ditusuk jarum), kebas/baal, kesemutan yang menjalar ke bokong hingga kaki.

Jika kelengkungan tersebut menyebabkan menyempitnya kanal antartulang belakang, timbullah stenosis spinal. Kondisi stenosis ini juga bisa menjepit saraf tulang belakang sehingga timbul gejala berupa nyeri dan kram pada kaki, saat berjalan dan menghilang saat beristirahat atau duduk.

Seiring dengan skoliosis degeneratif, tulang belakang pun terus bergerak baik rotasi maupun membungkuk, sehingga lama kelamaan terjadi perubahan postur tubuh, seperti membungkuk, tulang bahu atau tulang panggul yang tidak sama tinggi.

Penyebab Lain Skoliosis

Skoliosis juga bisa terjadi yang penyebabnya antara lain:

  1. Cedera tulang belakang
  2. Infeksi tulang belakang
  3. Bawaan lahir (kongenital)
  4. Gangguan saraf dan otot (neuromuskular), misalnya penyakit distrofi otot atau palsi serebral

Beberapa faktor berikut dapat meningkatkan risiko kelengkungan skoliosis Anda akan bertambah, antara lain:

  • Jenis kelamin perempuan yang memiliki risiko 7 kali lebih besar mengalami perubahan kelengkungan tulang belakang dari sedang hingga berat dan memerlukan penanganan tertentu.
  • Kelengkungan terjadi di area toraks atau dada.
  • Proses pertumbuhan masih berlangsung terutama yang ke arah lateral

Penanganan dan Pantangan Aktivitas Skoliosis

Sekitar 90% kasus skoliosis idiopatik ringan dan hanya memerlukan observasi. Biasanya, dokter akan melakukan observasi setiap 4 hingga 6 bulan hingga remaja mencapai kematangan tulang penuh.

Selain itu ada beberapa pantangan aktivitas skoliosis agar tidak memperburuk kelengkungan skoliosis yang Anda alami.

Namun, perlu mempertimbangkangkan korset khusus untuk skoliosis jika salah satu dari hal berikut terjadi pada kelengkungannya berdasarkan sudut Cobb:

  • Kelengkungan 25 atau 30 derajat namun masih dalam proses pertumbuhan
  • Perubahan kelengkungan bertambah minimal 5 derajat dalam waktu 4-6 bulan

Sebelum melakukan penanganan, dokter akan melakukan observasi terlebih dahulu baik dengan pemeriksaan fisik dan perkembangan derajat kelengkungan. Biasanya observasi selama 3-6 bulan.

Bila termasuk ringan, dokter akan menyarankan penanganan non-bedah antara lain terapi fisik atau korset, atau berolahraga dalam air misalnya berenang, berjalan.

Dokter akan mempertimbangkan tindakan bedah bila:

  • Sudah menggunakan brace namun derajat kelengkungan tetap bertambah
  • Nyeri yang terus menerus akibat kelengkungan tulang belakang
  • Pemakaian korset terlambat
  • Kelengkungan tulang belakang yang sangat berat

Pantangan Makanan Untuk Penderita Skoliosis

Dikutip dari salah satu website ternama di amerika serikat yang membahas mengenai skoliosis, https://www.scoliosisreductioncenter.com/. Ada beberapa jenis makanan yang memang harus dijadikan pantanagan untuk penderita skoliosis. Makanan tersebut antara lain yang banyak mengandung gula dan garam. Beberapa jenis makanan yang harud menjadi pantangan untuk penderita skoliosis, antara lain ;

  • Makanan cepat saji
  • Minuman bersoda
  • Makanan yang banyak mengandung fruktosa
  • Pemanis makanan buatan
  • Produk olahan dengan bahan dasar kedelai
  • Minuman beralkohol
  • Coklat

Tidak mudah memang menghindari jenis makanan tersebut, tapi makanan-makanan tersebut memang menjadi penyumbang obesitas dan faktor risiko penyakit lain seperti osteoporosis.

Perli  Anda ketahui aktivitas dan postur tubuh yang buruk tidak menyebabkan skoliosis, namun dapat mempercepat proses perkembangannya dan berpotensi menimbulkan rasa nyeri pada Anda dengan skoliosis.

Program latihan fisik atau rehabilitasi medik pada skoliosis memiliki manfaat membantu:

  • Mengurangi risiko memburuknya kelengkungan skoliosis
  • Memperbaiki koordinasi otot dan otak
  • Memperlambat perkembangan kelengkungan skoliosis
  • Menstabilkan kelengkungan
  • Mengurangi kebutuhan tindakan bedah
  • Mengurangi nyeri
  • Membantu memperkuat otot-otot

Dokter akan menyusun program latihan fisik ini sesuai dengan kondisi kelengkungan tulang belakang Anda.

Pantangan Untuk Penderita Skoliosis

pantangan aktivitas skoliosis

Pantangan untuk penderita skoliosis

  • Menggunakan handphone terlalu lama. Saat menggunakan handphone, posisi kepala cenderung menunduk sehingga membebani tulang belakang dan pembuluh darah. Aktivitas ini seringkali memicu timbulnya nyeri leher kronik dan kemungkinan memperburuk skoliosis.
  • Gerakan yang mengharuskan membungkuk ke depan atau ke belakang
  • Sepak bola atau renang kompetitif
  • Gimnastik, balet, koprol dan lompat tinggi
  • Tengkurap atau berbaring di perut
  • Bermain trampoline
  • Lari jarak jauh
  • Mengangkat atau membawa beban berat
  • Angkat beban/angkat besi saat sedang gym
  • Berkuda

Aktivitas yang BOLEH 

  • Gerakan peregangan sesuai dengan program latihan fisik dari dokter, antara lain side plank, bird dog, pelvic tilt, cat-camel, arm and leg raise, dan latissimus dorsi stretch
  • Yoga, namun terdapat beberapa pose yang Anda perlu melakukannya
  • Bersepeda
  • Selalu berkonsultasi dengan dokter agar dapat memonitor perkembangan kelengkungan tulang belakang
  • Menggunakan kasur tidur berkualitas
  • Mengganti posisi sesering mungkin karena duduk atau berdiri terlalu lama dapat menekan tulang belakang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No.34, RT.7/RW.5, Kalibata, Kec. Pancoran, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12740

Informasi dan Pendaftaran

Informasi dan Pendaftaran

021-7919-6999

registrasi@lamina.co.id

Pendaftaran Online

Pendaftaran Online

Segera Klik Disini

Jadwal Praktik


Dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS

Senin   : 13:00 - Selesai
Rabu    : 13:00 - Selesai
Jumat  : 13:00 - Selesai


Dr. Bismo Nugroho, SpBS

Rabu    : 14:30 - 17:00
Kamis  : 14:00 - 17:00


Dr. Victorio, SpBS, FINPS

Selasa  : 17:00 - 20:00
Sabtu    : 16:00 - 18:00


Dr. Faisal, M.Ked (Neurosurg), Sp.BS

Senin    : 10:00 - 13:00
Selasa   : 10:00 - 13:00
Rabu     : 10:00 - 13:00
Kamis   : 10:00 - 13:00
Jumat   : 10:00 - 13:00


Prof. dr. Darto Satoto, SpAn, KAR

Selasa   : 10:00 - 16:00
Kamis   : 10:00 - 16:00


Dr. Nelfidayani, SpKFR

Selasa   : 16:00 - 20:00
Kamis   : 16:00 - 20:00
Sabtu    : 16:00 - 20:00


Dr. Rifalisanto, SpKFR

Senin   : 10:00 - 15:00
Rabu     : 10:00 - 14:00
Jumat  : 10:00 - 12:00


dr. Zuhri Efendi, Sp.OT (K)

Senin   : 17:00 - 20:00
Rabu     : 17:00 - 20:00
Jumat   : 17:00 - 20:00
Sabtu   : 10:00 - 12:00


dr. Melsa aprima, SpPD

Rabu     : 15:00 - 18:00
Jumat     : 15:00 - 18:00


dr. Haekal Alaztha, Sp.N, FINA

Senin     : 13:00 - 15:00
Rabu     : 13:00 - 15:00


dr. Ratih Puspa, Sp.N

Selasa     : 17:00 - 20:00
Kamis     : 17:00 - 20:00