Skoliosis dan HNP kadangkala terjadi secara bersamaan atau menjadi proses sebab dan akibat.
Skoliosis adalah sebuah kondisi kelengkungan (kurvatura) tulang belakang yang tidak normal atau berlebihan.
Skoliosis ini tidak hanya timbul dari kecil namun juga bisa muncul pada orang dewasa yang disebabkan oleh berbagai faktor seiring dengan proses pertambahan usia.
Penyebab Skoliosis Dewasa
Pada orang dewasa, skoliosis bisa diakibatkan percepatan proses penuaan pada tulang belakang. Pada proses penuaan akan dibarengi dengan kemunduran atau perubahan pada jaringan, maka tulang belakang cenderung melengkung membentuk layaknya huruf C yang lebih sering, dibandingkan dengan lengkungan huruf S (pada skoliosis idiopatik).
Faktor lain yang juga dapat menyebabkan skoliosis dewasa antara lain proses degeneratif pada ruas tulang belakang yang seiring waktu dapat merusak bantalan sendi antar tulang, tulang keropos (osteoporosis), penyakit Parkinson.
Gejala Skoliosis dan HNP
Tulang belakang yang melengkung ini dapat menyebabkan tulang belakang menjadi tidak stabil, hingga sulit rasanya untuk berdiri tegak, berjalan, atau berlari yang bebas nyeri. Nyeri mungkin dapat menyertai berbagai aktivitas.
Beberapa orang yang mengalami skoliosis kadang memperhatikan perubahan postur tubuh, misalnya berkurangnya tinggi badan atau merasa nyeri punggung dan leher saat beraktivitas.
Kadang skoliosis tidak menimbulkan gejala. Namun jika merasakan nyeri yang menjalar hingga lengan atau kaki, kebas, kesemutan, kemungkinan tulang belakang yang membengkok menjepit saraf di sekitarnya.
Syaraf kejepit ini tidak selalu menjadi risiko skoliosis, namun segala perubahan pada ‘lurusnya’ tulang belakang dapat meningkatkan risiko terjadinya syaraf kejepit.
Syaraf kejepit atau herniasi nukleus pulposus (HNP) terjadi akibat bantalan sendi di antara tulang belakang menonjol dan menjepit saraf di sepanjang ruas tulang belakang.
Dewasa dengan skoliosis kadang memiliki lebih banyak gejala dibandingkan remaja karena proses degenerasi sehingga mengakibatkan stenosis spinal atau penyempitan ruas tulang belakang. Jadi stenosis spinal ini sering membarengi skoliosis pada dewasa.
Beberapa penderitanya cenderung membungkuk agar ‘ruang’ untuk saraf menjadi terbuka atau akibat perubahan lengkungan tulang belakang yang alami. Ketidakseimbangan ini membuat penderitanya berkompensasi dengan gerakan menekuk panggul dan lutut untuk memperbaiki atau mencoba postur tubuh tetap tegak.
Gejala yang mungkin timbul antara lain:
- Nyeri dan kaku otot punggung bawah
- Kaki terasa kebas, kram, kesemutan, melemah dan nyeri seperti ditusuk akibat adanya syaraf kejepit
- Fatigue atau kelelahan akibat otot di tungkai dan kaki menegang berlebihan
Perubahan lengkungan tulang belakang pada dewasa bisa terjadi di punggung atas (dada/toraks) dan punggung bawah (pinggang), maka tampak bahu tidak simetris, layaknya punuk di punggung atas.
Lengkungan ini dapat memburuk pada usia lanjut akibat proses degenerasi dan/atau keseimbangan.
Selain itu, radang sendi (artritis) juga dapat mengenai sendi-sendi di tulang belakang dan memicu timbulnya taji tulang (bone spurs).
Pemeriksaan Penunjang Skoliosis dan HNP
Untuk membantu dokter menegakkan diagnosis, akan merekomendasikan pemeriksaan penunjang atau radiologis, yaitu:
- Rontgen, dari arah depan dan penderitanya berdiri, dan harus mencakup semua segmen tulang belakang (whole spine) untuk mengukur kelurusan, lengkungan dan keseimbangan. Dari arah samping, panggul dan lutut harus tegak. Rontgen area leher, dada, dan pinggang juga bisa dilakukan.
- Magnetic resonance imaging (MRI) atau computerized tomography (CT) scan untuk menilai gejala tungkai bawah atau gejala neurologis lainnya.
Pilihan Penanganan Skoliosis dan HNP
Penanganan untuk dewasa dengan skoliosis tanpa gejala yang mengganggu aktivitas, antara lain:
- Observasi secara berkala
- Obat antiinflamasi nonsteroid yang diresepkan dokter
- Obat antinyeri dari dokter
- Latihan fisik (sesuai dengan anjuran dokter) untuk memperbaiki/meningkatkan fleksibilitas otot dan membantu memperkuat otot-otot inti pada perut dan punggung.
- Korset yang disesuaikan dengan derajat lengkungan tulang belakang.
- Injeksi epidural atau nerve block injection dengan injeksi kortikosteroid ke dalam rongga epidural untuk membantu mengatasi nyeri dan bengkak pada saraf.
- Injeksi facet, dengan menyuntikkan kortikosteroid dan obat antinyeri ke sendi facet.
Pilihan penanganan yang lain dapat dilakukan pada penderita yang mengalami ketidakseimbangkan tulang belakang, nyeri pada kaki atau gejala yang menurunkan kualitas hidup akibat keterbatasan dalam aktivitas harian.
Tindakan medis dilakukan untuk membantu memperbaiki keseimbangan tulang belakang, meredakan nyeri dan rasa tidak nyaman atau membebaskan saraf yang terjepit.
Pilihan tindakan untuk membebaskan jepitan saraf di tulang belakang adalah teknologi endoskopi atau percutaneous endoscopic lumbar decompression (PELD). Teknologi ini dilakukan oleh dokter saraf berpengalaman dan bergantung dari hasil pemeriksaan klinis dan neurologis saat konsultasi.
Konsultasikan kondisi skoliosis anda dengan tim dokter kami di Lamina Pain and Spine Center.