Nyeri pinggang merupakan masalah kesehatan yang banyak dialami individu. Ini dapat disebabkan banyak hal, seperti infeksi pada otot atau tulang belakang, trauma atau benturan hebat pada bagian pinggang, hingga kelainan struktur pada tulang belakang.

Dari beberapa literatur medis yang ada, nyeri pinggang atau dikenal juga dengan back pain menjadi malah kesehatan yang umum terjadi.

Karena mengganggu penderitanya, nyeri pinggang sering menyebabkan orang bolos kantor, hingga menyebabkan disabilitas atau gangguan aktivitas. Tidak bisa dipungikiri, setiap orang pasti pernah mengalaminya dan akan lebih sering terkait faktor penuaan. Meski sering sembuh sendiri, nyeri pinggang juga dapat menetap atau dalam dunia kedokteran sebagai nyeri pinggang kronis.

Endoskopi PELD

Dr Mahdian Nur Nasution SpBS, Pakar Endoskopi PELD

Salah satu penyebab nyeri pinggang kronis yang cukup sering adalah Herniated Nucleus Pulposus (HNP). HNP atau dikenal sebagai syaraf kejepit adalah penonjolan bantalan sendi tulang belakang yang selanjutnya menjepit syaraf pada tulang belakang.

Penderita HNP akan mengalami gejala seperti nyeri hebat, rasa seperti terbakar, ngilu, kesemutan atau kebas di bagian tubuh tertentu, hingga nyeri yang menyengat seperti disetrum. Nyeri syaraf kejepit umumnya radikuler atau menjalar dari pinggang ke bawah hingga betis atau jari-jari kaki.

Penyebab Utama Syaraf Kejepit

Penyebab HNP bermacam-macam, seperti trauma, penuaan, hingga komplikasi dari kondisi medis tertentu. Pada beberapa kelompok, HNP lebih mungkin terjadi, antara lain pada perokok, orang dengan batuk lama, kebiasaan duduk yang salah, terbiasa mengangkat benda berat dengan posisi yang salah, dan lain-lain.

Dulu terapi HNP atau syaraf kejepit adalah dengan tindakan operasi. Operasi konvensional mengharuskan pembedahan punggung pasien sebesar 10-15 cm, untuk menganti bantalan sendi yang pecah dan membeaskan syaraf tulang belakang dari jepitan. Saat ini tindakan operasi sudah mulai ditinggalkan pasien dan dokter, karena risiko yang memang lebih besar saat tindakan dan pasca tindakan.

Endoskopi PELD

Seiring meningkatnya teknologi kedokteran, saat ini terdapat metode terbaru HNP yang relatif cepat dan aman untuk terapi syaraf terjepit di Lamina Pain and Spine Center yaitu dengan metode PELD (Percutaneous Endoskopi Lumbar Discectomy).

Terapi PELD menggunakan bantuan endoscopy, yakni sebuah alat mini yang memiliki kamera yang tersambung dengan layar monitor. Adanya kamera dan layar ini menjadikan operator dalam hal ini dokter bedah saraf melihat saraf tulang belakang yang terjepit bantalan sendi.

Dengan bantuan forceps grasping dokter bedah saraf akan memotong dan mengambil inti bantalan sendi yang mengeras dan menekan saraf. Pengambilan jaringan ini menyebabkan saraf tulang belakang terbebas dari jepitan. Secara berangsur nyeri yang dialami pasien juga hilang.

Beberapa kelebihan metode endoskopi PELD, dibandingkan dengan teknik operasi terbuka diantaranya;

  1. Lebih aman karena dokter dapat melihat secara jelas syaraf tulang belakang dengan bantuan kamera endoskopi saat tindakan operasi dilakukan.
  2. Proses pemulihan pasca tindakan lebih cepat, dibandingkan operasi konvensional, karena sayatan operasi yang hanya 7 mm.
  3. Pasien lebih cepat beraktifitas, 1 – 2 minggu pasca tindakan.
  4. Efek dekompresi yaitu rasa sakit yang dialami pasien bisa langsung ditanyakan saat operasi karena dilakukan dalam lokal anastesi.
  5. Karena tidakannya minimally invasive tidak banyak otot cedera, dengan perdarahan minimal.
  6. Angka keberhasilannya mencapai 93%
  7. Waktu tindakan relatif singkat, hanya ± 45 menit

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No.34, RT.7/RW.5, Kalibata, Kec. Pancoran, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12740

Informasi dan Pendaftaran

Informasi dan Pendaftaran

021-7919-6999

registrasi@lamina.co.id

Pendaftaran Online

Pendaftaran Online

Segera Klik Disini