Persiapan pemeriksaan diagnostik perlu dilakukan sebelum dilakukan tindakan medis. Pemeriksaan diagnostik merupakan salah satu pemeriksaan penunjang atau pemeriksaan tambahan yang dianjurkan dokter agar dapat membantu dalam proses penegakan diagnosis penyakit atau membantu dalam menyusun program pengobatan nantinya.
Saat berkunjung ke dokter, dengan keluhan apapun, dokter akan melakukan berbagai pemeriksaan dari pemeriksaan fisik hingga pemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriksaan diagnostik atau radiologis, bila diperlukan.
Diagnostik Adalah
Diagnostik sendiri artinya adalah penentuan jenis penyakit berdasarkan gejala yang dirasakan pasien atau proses yang dilakukan seseorang dalam mengamati sesuatu hal yang mendasari terjadinya sesuatu.
Pemeriksaan diagnostik seringkali dilakukan untuk membantu dokter mendiagnosis suatu keluhan atau juga mendeteksi penyakit.
Sebelum memutuskan dilakukan pemeriksaan penunjang, dokter akan melakukan pemeriksaan riwayat medis dan fisik.
Apa Saja Persiapan Pemeriksaan Diagnostik Itu?
Berikut ada beberapa persiapan pemeriksaan diagnostik yang mungkin perlu dilakukan agar dokter dapat terbantu dalam menentukan rencana yang mencakup tindakan atau pengobatan yang tepat dan sesuai dengan kondisi pasien masing-masing.
Rontgen atau x-ray
Rontgen atau x-ray merupakan teknik pencitraan dengan menggunakan gelombang elektromagnetik yang menghantarkan gelombang radiasi yang dapat memindai bagian dalam tubuh.
Hasil rontgen ini akan menghasilkan warna gambar yang bergantung dari kepadatan area yang dipindai.
Hasilnya dapat berwarna putih (tulang dan materi padat lainnya), hitam (rongga) dan abu-abu (lemak dan otot).
CT Scan
Computerised Tomography (CT) Scan atau pencitraan tomografi terkomputerisasi, adalah prosedur pemeriksaan yang menggunakan sistem penggambaran digital dan sinar X untuk mendapatkan gambar penampang tubuh dan hasilnya diolah dengan komputer untuk menghasilkan gambar dalam irisan-irisan lebih detail yang jelas menggambarkan tulang, pembuluh darah, dan jaringan lunak.
Mesin CT scan berbentuk seperti terowongan.
Anda akan diminta berpuasa sebelum dilakukan CT scan jika diperlukan zat kontras yang disuntikkan untuk menyoroti pembuluh darah dan jaringan lebih jelas.
Persiapan pemeriksaan diagnostik CT scan:
- Berpuasa minimal 6 jam sebelum CT scan dilakukan
- Memberikan informasi mengenai penyakit tertentu seperti diabetes, alergi, atau sedang dalam pengobatan tertentu
Persiapan Pemeriksaan Diagnostik MRI
Magnetic Resonance Imaging (MRI) atau pencitraan resonansi magnetik, merupakan pemeriksaan yang menggunakan teknologi magnet dan gelombang radio untuk melihat secara detail organ dari berbagai sudut.
MRI dapat menghasilkan detail gambar untuk pencitraan jaringan lunak.
MRI memberikan gambaran struktur tubuh yang tidak bisa didapatkan dari hasil pemeriksaan lain, seperti rontgen, USG atau CT scan.
MRI ini dilakukan untuk membantu pemeriksaan tulang belakang untuk melihat kemungkinan adanya proses degenerasi (syaraf terjepit atau herniasi nukleus pulposus/HNP), tumor, infeksi, trauma/cedera, kelainan bawaan.
MRI juga disertakan dalam pemeriksaan muskuloskeletal seperti lutut, bahu, siku, pergelangan tangan/kaki, mendeteksi robekan tulang rawan/tendon/ligament, tumor, infeksi/abses dan sebagainya.
MRI tulang belakang, utamanya dapat menunjukkan:
- Kesejajaran tulang belakang
- Letak tinggi bantalan tulang
- Susunan (konfigurasi) tulang belakang
- Bantalan sendi antarruas tulang belakang (apakah normal, menonjol, ada tidaknya proses degenerasi)
- Saraf tulang belakang (apakah terjepit atau tidak)
- Hasil pasca tindakan (melihat kemungkinan adanya luka parut atau infeksi)
Sebelum persiapan pemeriksaan diagnostik MRI, sebenarnya tidak ada persiapan khusus. Hanya saja, perlu melepaskan perhiasan atau aksesoris lainnya agar tidak mengganggu kerja mesin MRI.
USG
Ultrasonografi (USG) adalah prosedur pencitraan dengan menggunakan teknologi gelombang suara (ultrasound) berfrekuensi tinggi untuk menghasilkan gambar.
USG menggunakan transduser yang bekerja dengan transmitter gelombang suara frekuensi tinggi.
Gelombang ini akan diterima dalam bentuk sinyal listrik yang diartikan oleh mesin menjadi gambar di layar monitor secara langsung.
Pemeriksaan USG ini juga dapat melihat sendi, kerangka, dan ligamen serta otot.
Persiapan khusus sebelum dilakukannya USG (terutama dilakukan untuk menegakkan diagnosis peradangan pada tendon, tulang dan tulang rawan atau peradangan sendi.
USG ini juga dapat membantu dokter untuk memandu tindakan injeksi.
EMG
Elektromyografi (EMG) merupakan proses deteksi, analisa dan pemanfaatan sinyal listrik yang berasal dari kontraksi otot saat otot bekerja.
EMG dilakukan dengan menggunakan sebuah alat elektromiograf, yang merekam dan nanti hasilnya disebut dengan elektromiogram.
Elektromiograf ini dapat mendeteksi aktivitas listrik yang dihasilkan oleh sel-sel otot baik saat istirahat maupun bekerja
Tes EMG merupakan tes penting yang digunakan untuk mendiagnosis kelainan otot dan saraf yang berguna untuk mengevaluasi kelainan saraf tepi/perifer (kelemahan otot, kebas, kesemutan).
Hasil tes EMG ini dapat membantu dokter untuk menentukan penyebab kelemahan otot misalnya cedera saraf yang terkait ke otot tersebut, atau gangguan neurologis.
Persiapan khusus sebelum dilakukan tes ini, tidak ada.
EEG
Elektroensefalografi (EEG) merupakan teknik merekam aktivitas listrik di bagian otak dan mengubah informasi tersebut menjadi suatu pola digital dan tercatat di atas kertas yang disebut dengan elektroensefalogram. Alat yang merekam aktivitas listrik di otak ini disebut ensefalograf.
Pemeriksaan EEG (disebut juga dengan tes gelombang otak) merupakan salah satu tes diagnostik utama pada epilepsi dan penting untuk:
- Menentukan jenis kejang
- Menemukan kelainan struktural, fungsional, metabolik yang terjadi di otak, seperti demensia, cedera kepala, infeksi, tumor, gangguan tidur, penyakit degeneratif, dan gangguan metabolik yang mengganggu fungsi otak
- Menemukan tempat aktivitas listrik otak yang abnormal
- Menentukan jenis epilepsi
- Membantu menentukan pilihan obat antiepilepsi (OAE) dan perjalanan penyakit epilepsi
Persiapan sebelum EEG, antara lain:
- tidak dalam kondisi batuk, pilek, demam
- hindari makanan/minuman berkafein (kopi, teh) minimal 8 jam sebelum tes dilakukan
- rambut harus bersih (tidak memakai gel, hairspray, minyak rambut, dll)
- tidak perlu puasa