Saraf kejepit adalah salah satu gangguan saraf yang dapat sembuh dengan metode invasif atau operasi, salah satunya dengan metode Endoskopi. Sayangnya, banyak penderita saraf kejepit yang takut operasi.
Herniasi Nuklrus Pulposus (HNP) atau saraf kejepit terjadi karena adanya penonjolan inti bantalan tulang (diskus) pada bagian tulang belakang, sehingga menekan saraf pada area tersebut. Akibatnya, penderita merasakan nyeri yang luar biasa dengan gangguan-gangguan lain yang membuat produktivitas menurun.
Terdapat dua jenis pengobatan yang bisa mengatasinya, yaitu secara konservatif dan operatif. Pada pengobatan konservatif, umumnya hanya pemberian obat dan fisioterapi bila penderita masih berada pada tahap awal penyakit. Sementara, pengobatan invasive terdiri dari dua jenis, yaitu operasi konvensional dan minimal invasif.
“Operasi konvensional atau laminektomi adalah operasi pemotongan tulang lamina pada belakang pinggang, dengan waktu sekitar 2-3 jam dengan risiko kegagalan 30-40 persen,” terang dr Mahdian Nur Nasution, SpBS dari Lamina Pain and Spine Center dalam temu media, Selasa (12/9/2017).
Risiko yang cukup besar tersebut karena berbagai faktor, seperti struktur tulang yang rusak karena membuka beberapa lapisan yaitu kulit, otot tulang, ligamen, dan tulang itu sendiri untuk menemukan bantalan tulang. Selain itu, adanya kemungkinan perlengketan menyebabkan tulang melemah dan ligamen tak menyatu secara sempurna. Risiko terjadinya infeksi pada luka juga cukup besar karean sayatan yang besar dan waktu pemulihan yang cukup lama, sekitar satu bulan. Kondisi ini sangat membuat pasien takut melakukan operasi.
Metode Minimally Inavasive Saraf Kejepit Bagi Yang Takut Operasi
Selanjutnya, Metode Endoskopi merupakan metode minimal invasif dengan alat kamera kecil endoskopi. Lebih spesifik, metode yang terbaru adalah Percutaneous Endoscopic Lumbar Disectomy (PELD) yang masuk di awal tahun ini ke Indonesia. “Metode ini menghilangkan rasa nyeri dengan cara mengambil bantalan tulang yang terjepit. Sayatan tak lebih dari 1 cm, sekitar 7 mm saja,” tambah dr Mahdian. Solusi bagi Anda penderita HNP yang takut operasi.
Metode tersebut juga akrab dengan istilah stitch less surgery karena tidak membutuhkan jahitan setelah prosedur. Pengobatan tersebut juga hampir tak memiliki kontraindikasi pada penderita yang normal.
Berbeda dengan teknik konvensiobal, PELD tidak melakukan pemotongan tulang yang berfungsi sebagai penyangga tulang tersebut. Oleh karena itu, tingkat instabilitas dan kekuatan tulang cebderung tak mengalami gangguan. PELD jauh lebih cepat, penderita dapat beraktivitas normal kembali setelah 1-2 minggu beristirahat.