Peran Kedokteran Rehabilitasi Pada Nyeri Pinggang. Nyeri punggung bawah atau penyakit LBP (low back pain) termasuk penyakit yang sering terjadi di masyarakat. Angka kejadian penyakit LBP cukup tinggi mencapai 80%, sehingga menjadi penyebab paling sering tidak masuk kerja, dan menurunkan produktivitas kerja.
Faktor resiko terjadinya penyakit LBP ada 2 jenis, yaitu occupational factor dan personal risk factor. “Kerja berat dan mengerahkan tenaga atau mengangkat barang berat menjadi penyebab nyeri lebih dari 60% penderita LBP,” ujar dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS dari Klinik Lamina.
Cara bekerja dan jenis pekerjaan dapat menjadi penyebab low back pain (Nyeri Pinggang). Seperti mengangkat benda berat berulang, bekerja dengan cara twisting berulang, guncangan atau vibrasi pada pekerja alat berat, lingkungan kerja yang tidak menerapkan prinsip ergonomi.
Selain itu beberapa faktor seperti usia, jenis kelamin, postur tubuh, antropometri, kebugaran fisik, kekuatan otot sekitar pinggang/ punggung, merokok dan prikososial juga dapat menjadi penyebab internal LBP.
Manfaat Pemberian Obat Pada Penyakit LBP
Selain juga beberapa penyakit yang dapat menyebabkan seperti penyakit degeneratif, inflamasi, penyakit metabolik, penyakit muskuloskeletal dan traumatik. “Peran kedokteran rehabilitasi medik pada kasus Low Back Pain (Nyeri Pinggang) adalah untuk mencegah perburukan dan meningkatkan kualitas hidup pasien LBP.
Obat-obatan untuk mengurangi nyeri yang umum adalah golongan analgetik seperti asetaminofen dan non steroids anti inflamatory drugs (NSAID), atau muscle relaxant” ujar dr Sri Wahyuni, SpKFR dari Klinik Arfa Pain and Spine Center RS Meilia Cibubur. Pemberian benzodiazepin dan muscle relaxant lebih efektif daripada plasebo. Baik dalam fase akut, maupun kronik sebagai terapi jangka pendek (5-14 hari).
Antidepresan trisiklik juga terbukti efektif daripada plasebo pada kasus Low Back Pain (Nyeri Pinggang) kronik. Modalitas lain yang mungkin untuk penanganan keluhan nyeri LBP adalah penggunaan Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS).
Terapi pemanasan dapat bermanfaat pada fase subakut. Melakukan latihan william flexion atau william back bertujuan untuk mengurangi rasa sakit. Ganguan fungsi batang tubuh dengan penguatan otot-otot abdomen dan ekstensor panggul serta peregangan otot-otot ekstensor punggung bawah.
Dengan kontraindikasi latihan pada saat keadaan inflamasi dan kontraktur. Latihan pelvic tilt merupakan latihan penguatan secara isometrik otot abdomen dan otot ekstensor hip dan peregangan otot ekstensor punggung bawah.
Ini terutama pada fase akut. Latihan ini dapat mengurangi hiperlordosis lumbal dan meningkatkan stabilitas postural. Pada pasien obesitas dengan nyeri pinggang mekanik terdapat penurunan lingkup gerak sendi fleksi pada lumbal.
Untuk itu pada fase subakut latihan peregangan otot-otot erector spinae bermanfaat meningkatkan fleksibilitas, dan juga menguatkan otot abdomen dengan latihan single knee to chest dan double knee to chest. Pelvic tilt yang dilakukan dengan cara mengangkat kepala dan latihan mengayuh sepeda. Semantara pada fase kronik latihan dapat dilakukan dengan membungkuk diatas kursi.