Endoskopi PELD Metode Terbaru Tuntaskan Saraf Kejepit Tanpa Operasi

Metode endoskopi PELD (Percutaneous Endoscopic Lumbar Discectomy) dapat menuntaskan saraf terjepit atau herniated nucleus pulposus (HNP) tanpa operasi.

Endoskopi PELD adalah tindakan medis yang bertujuan menghilangkan tekanan yang diakibatkan penonjolan bantalan tulang (herniasi diskus) pada saraf sekitar tulang belakang.

Endoskopi PELD

Ilustrasi : Keuntungan endoskopi PELD

Prosedur ini hanya menimbulkan sayatan kecil pada kulit, sehingga dapat memberikan manfaat dan kenyamanan pada pasien secara lebih baik dibanding dengan teknik bedah konvensional.

Selain luka sayatan yang minimal, pada pasien dengan kontraindikasi untuk dilakukan bius total, endoskopi PELD ini dapat dilakukan dengan menggunakan bius lokal.

Dengan teknik itu, pasien juga tidak harus berlama-lama di rumah sakit atau klinik atau rawat inap karena dapat juga dilakukan one day care. Seperti namanya, PELD dilakukan melalui prosedur endoskopi sehingga juga dikenal sebagai metode endoskopi PELD.

Dokter akan membuat sayatan kecil di kulit sebesar 7 mm, selanjutnya masuk ke dalam menuju foramen. Foramen merupakan area yang kaya akan persarafan dan menjadi tempat yang kemungkinan banyak terjadi jepitan saraf sehingga timbul rasa nyeri pada pasien.

Endoskopi PELD juga biasa disebut dengan teknik stitchless surgery, karena teknik ini tidak membutuhkan jahitan setelah prosedur dilakukan.

Metode endoskopi PELD ini sudah dapat dilakukan di Indonesia, yaitu di Klinik Lamina Pain and Spine Center.

Metode ini dilakukan untuk membantu menghilangkan rasa nyeri dengan cara mengambil bantalan tulang yang menjepit saraf. Lihat video penjelasan mengenai teknik terbaru endoskopi PELD berikut ini;

Jepitan saraf inilah yang menimbulkan nyeri. Jika tonjolan bantalan tulang itu diambil dengan metode endoskopi PELD maka saraf pun terbebas dari jepitan dan nyeri pun akan berangsur hilang.

Nyeri Saraf Terjepit Bisa Sembuh dengan Endoskopi PELD

Saraf kejepit menimbulkan rasa nyeri luar biasa yang bisa membuat aktivitas penderitanya terganggu. Terdapat beberapa jenis obat saraf kejepit dengan cara kerja yang berbeda. Agar hasilnya maksimal, pengobatan saraf kejepit kadang perlu dikombinasikan dengan pengobatan lainnya.

Saraf kejepit adalah kondisi medis ketika saraf tertekan oleh jaringan di sekitar, seperti tulang, tulang rawan, tendon, ligamen, hingga otot.

Baca juga : Endoskopi PECD

Hal tersebut tentu mengganggu fungsi saraf dan menimbulkan berbagai macam gejala, seperti nyeri, kesemutan, atau bahkan mati rasa di bagian tubuh tertentu.

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko saraf kejepit, diantaranya berat badan berlebih, kehamilan, cedera akibat kecelakaan atau olahraga, peradangan sendi, dan tekanan pada bagian tubuh tertentu yang disebabkan gerakan berulang atau kurang tepatnya posisi tubuh.

Penyebab Saraf Kejepit

Saraf kejepit salah satu penyebabnya adalah perubahan struktur tulang akibat usia atau proses penuaan. Namun demikian ada juga pasien yang masih berusia muda yang melakukan metode endoskopi saraf kejepit ini.

Saraf kejepit bisa jadi merupakan penyakit degeneratif yang muncul akibat faktor usia.

Penggunaan otot punggung untuk beban yang terlalu berat (misalnya sering memaksakan mengangkat benda berat)  juga dapat menimbulkan nyeri akibat perubahan bantalan tulang di ruas tulang belakang. Apalagi kalau jarang berolahraga.

Selain itu, trauma kecelakaan, baik kecelakaan kendaraan bermotor atau cedera akibat berolahraga; dan terjadi benturan langsung pada pinggang bisa sebabkan bantalan tulang rusak.

Pekerjaan, posisi duduk terlalu lama juga bisa menjadi faktor risiko saraf kejepit. Gejala yang ditimbulkan bergantung dimana lokasi saraf terjepit.

Gejala Saraf Kejepit

Bila terdapat penonjolan bantalan tulang (herniasi) pada diskus L5-S1 (area pinggang) biasanya akan menekan saraf S1. Gejalanya nyeri menjalar ke bokong, paha bagian belakang, tungkai bawah, dan hingga turun sampai ke tumit. Mati rasa atau kebas/baal juga kadang terasa di betis. Jika berlanjut, maka dapat menyebabkan kesulitan berjalan.

Bila herniasi ada pada ruas L4-L5 biasanya akan menekan saraf L5, nyeri juga sampai area bokong, paha bagian belakang, hingga kaki (bagian bawah dan atas). Jika berlanjut, dapat mengganggu gerakan pergelangan kaki atau dikenal dengan foot drop. Foot drop adalah ketidakmampuan mengangkat kaki bagian depan sehingga saat melangkah kaki akan terseret. Rasa kebas atau mati rasa akan terasa di sisi kaki bagian bawah.

Bila L3-L4 kemungkinan menekan saraf L4, dan timbul nyeri pada bokong, sisi paha dan bagian depan tungkai bawah. Kondisi ini juga dapat menyebabkan kelemahan dalam menekuk kaki dan meluruskan lutut dan mati rasa di bagian depan kaki.

Relatif jarang terjadi herniasi L1-2 dan L2-3; terasa nyeri dan mati rasa di paha bagian samping depan dan kelemahan otot paha bagian depan.

Dalam kasus ekstrem, saraf terjepit ini dapat mengenai sekelompok saraf di bagian bawah hingga menyebabkan “sindrom cauda equina”. Ketika hal ini terjadi, kontrol usus dan kandung kemih dapat terganggu disertai dengan nyeri, kelemahan kaki, mati rasa dan bahkan kelumpuhan kaki. Sindrom ini memerlukan penanganan segera.

Sembuhkan Saraf Terjepit dengan Endoskopi PELD

Teknologi percutaneous endoscopic lumbar discectomy (PELD) berbeda dari disektomi endoskopi saraf kejepit perkutan lain. Karena tindakan dibantu dengan penggunaan guiding  C-arm agar lebih akurat. Ini merupakan cara sembuh dari HNP yang saat ini benar-benar diharapkan oleh pasien.

Keunggulan endoskopi PELD adalah sebagai berikut :

  • Waktu pelaksanaan singkat, yakni sekitar 45 menit.
  • Dilakukan dengan anestesi lokal.
  • Tidak merusak struktur anatomi jaringan yang ada di sekitar saraf, yakni otot, ligament, tendon, tulang
  • Proses pemulihan cepat
  • Tanpa rawat inap

Pascatindakan endoskopi PELD, dokter merekomendasikan untuk menghindari melakukan aktivitas di bawah ini dalam waktu tertentu, yaitu menyetir, duduk dalam waktu yang lama, mengangkat beban berat, dan membungkuk atau memungut benda-benda yang jatuh.

 

Lamina Pain and Spine Center Menerapkan Protokol Kesehatan Covid-19

Lamina Pain and Spine Center di Jakarta menerapkan dan melakukan protokol kesehatan Covid-19 karena kami peduli dengan kesehatan baik para pengunjung/pasien dan para pekerjanya.

  • Mengharuskan penggunaan masker atau face shield
  • Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer
  • Mengukur suhu tubuh
  • Membatasi pendamping pasien hanya diperbolehkan 1 (satu) orang
  • Menerapkan jaga jarak juga berlaku di dalam lift dan ruang tunggu
  • Menyemprotkan ruangan dengan cairan disinfektan setiap 1 jam sekali
  • Para dokter dan perawat mengenakan masker/face shield, alat pelindung diri (APD)
  • Melakukan rapid test

Lamina Pain and Spine Center tetap buka melayani Anda dan tetap mendukung usaha pemerintah dalam mencegah penularan Covid-19.

 

9 Comments
  1. M.taufik

    Dok…. Apakah biaya endoskopi PELD ditanggung BPJS, mohon infonya… terimakasih.

  2. Krisna

    Apakah saraf kejepit bisa tembus total dengan metode endoskopi peld?

    • Selamat siang pak Krisna. Tingkat penyembuhan syaraf kejepit menggunakan metode endoskopi PELD mencapai 93% baik secara klinis maupun dari leteratur medis yang ada. Silahkan berkunjung ke klnik kami untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Terimakasih

  3. Dani

    Selamat malam mau tanya klo operasi dengan PELD untuk saraf terjepit kira kira berapa total biaya yang di butuhkan
    Terima kasih sebelumnya

    • Selamat siang Bpk Dani, untuk biaya PELD berkisar antara Rp. 89.000.000 – Rp. 160.000.000, bergantung tingkat keparahannya. sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu di klinik kami untuk mengetahui lebih jelasnya. Terimakasih

Tinggalkan Balasan

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No.34, RT.7/RW.5, Kalibata, Kec. Pancoran, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12740

Informasi dan Pendaftaran

Informasi dan Pendaftaran

021-7919-6999

registrasi@lamina.co.id

Pendaftaran Online

Pendaftaran Online

Segera Klik Disini