Tulang belakang dan saraf perlu gizi cukup agar dapat bekerja dengan baik. Sistem saraf berfungsi untuk mengirim, menerima dan mengartikan informasi atau pesan dari semua bagian tubuh. Informasi ini perlu untuk beraktivitas atau agar kerja organ tubuh berlangsung dengan baik.
Sebenarnya, sistem saraf memonitor dan mengkoordinasikan tindakan secara otomatis seperti berjalan kaki yang secara sadar kita putuskan untuk melakukan, dan tindakan tanpa sengaja, seperti pernapasan dan pencernaan, yang terjadi tanpa keputusan spesifik.
Jadi saraf ini bisa seperti kabel yang mentransmisikan gerak ke seluruh tubuh. Agar kerja semua organ tubuh berlangsung dengan baik, tulang belakang dan saraf perlu gizi cukup yang sesuai karena kebutuhannya dapat berbeda-beda.
Kenali Sistem Saraf
Sistem saraf manusia terbagi menjadi beberapa bagian, yakni :
- Saraf motorik mengkoordinasikan gerakan tubuh yang disadari yang akan langsung merangsang otot Anda.
- Sensorik bereaksi terhadap rangsangan dari luar dan memungkinkan Anda merasakan sensasi seperti panas, dingin dan nyeri.
- Saraf otonom mengatur fungsi yang tak disengaja seperti detak jantung, berkeringat dan pencernaan, serta mempengaruhi aktivitas organ dalam.
Kecukupan asupan gizi ternyata juga penting bagi tulang belakang dan sistem saraf. Berikut beberapa jenis vitamin dan mineral yang penting bagi tubuh kita, antara lain ;
Vitamin D Untuk Kesehatan Sistem Saraf
- Mempertahankan dan mengatur kesehatan/kekuatan tulang dan gigi serta fungsi struktur tubuh lainnya.
- Proses penyerapan kalsium dari usus agar tulang tidak mudah keropos dan membantu membangun kembali tulang yang baru.
- Dibutuhkan untuk enzim yang memperkuat kolagen (komponen utama tulang dan jaringan ikat)
- Membantu fungsi sistem saraf dan otot (sistem neuromuskular)
Vitamin ini bisa Anda dapatkan dari paparan sinar matahari yang menghasilkan vitamin D pada kulit. Seiring dengan proses penuaan, kemampuan Anda mendapatkan vitamin D dari sinar matahari ini juga akan berkurang. Hal inilah yang membuat Anda perlu asupan dari luar atau dari makanan, seperti ikan (salmon, tuna, sarden) dan makanan yang sudah terfortifikasi dengan vitamin D, misalnya susu, sereal, yogurt).
Kurang paparan sinar matahari dan kurangnya asupan makanan yang terfortifikasi vitamin D maka kemungkinan Anda memerlukan suplementasi vitamin D.
Perlu tahu pentingnya kecukupan nutrisi baik zat gizi, vitamin, dan mineral. Bila Anda termasuk kelompok orang-orang yang proses pembentukan tulang baru sama cepatnya dengan kehilangan massa tulang. Nah dalam kelompok ini, kekurangan nutrisi bisa memperburuk kondisi ini.
Minuman berkafein, dapat meningkatkan hilangnya kalsium melalui urin. Minuman soda tinggi akan fosfor yang juga mengganggu metabolisme dan kekuatan tulang.
Tulang juga perlu magnesium yang sama fungsinya dengan kalsium untuk menjaga tulang tetap kuat, karena magnesium dalam tubuh, separuhnya ada di tulang. Nutrisi ini perlu untuk memindahkan kalsium ke dalam tulang dan membantu mengaktifkan vitamin D.
Magnesium (Mg)
Magnesium ini dapat hilang melalui urin yang disebabkan oleh stres, minuman beralkohol dan obat-obatan tertentu, tekanan darah tinggi.
Proses perbaikan tulang membutuhkan jumlah magnesium yang biasanya jauh lebih tinggi daripada kebutuhan harian yang direkomendasikan.
L-lysine
Merupakan salah satu asam amino untuk mengaktifkan proses penyerapan kalsium. Kalsium akan banyak hilang melalui ginjal jika kadar L-lysine Anda tidak cukup.
Lysine (lisin) adalah salah satu elemen penting untuk membangun jaringan kolagen untuk membangun dan membentuk tulang, bersamaan dengan kalsium dan magnesium.
Untuk mencukupi kebutuhan tubuh, mungkin perlu suplementasi terutama Anda yang jarang terpapar sinar matahari (kebanyakan bekerja/beraktivitas dalam ruangan) dan yang memiliki gaya hidup sedentari (jarang olahraga) yang sering mengonsumsi kopi dan minuman soda.
Gizi ini juga memiliki peran pada proses inflamasi atau peradangan dalam tubuh. Bagaimana peran gizi atau nutrisi terhadap inflamasi atau peradangan?
Peran Nutrisi atau Gizi Terhadap Inflamasi
Peradangan (inflamasi) seringkali muncul dengan kemerahan, rasa hangat, dan nyeri yang terjadi bersamaan atau setelah cedera. Tubuh akan merespons dengan cara yang sama ini, misalnya setelah insisi tindakan atau hanya gigitan serangga hingga infeksi tenggorokan atau peradangan sendi.
Proses penyembuhan luka dan berperang atasi infeksi merupakan beberapa cara mengaktifkan inflamasi ini. Pada orang-orang tertentu tidak merasakan nyeri padahal sudah terjadi kerusakan jaringan yang luas.
Kondisi lainnya, seperti osteoartritis, penyakit kandung empedu atau penyakit degeneratif pada bantalan tulang, bisa menimbulkan nyeri yang bervariasi dari ringan hingga berat. Jaringan-jaringan di berbagai struktur tubuh yang terlibat akan mengalami inflamasi.
Proses inflamasi bergantung berapa banyak elemen kimiawi yang terlibat atau disebut dengan inflammatory mediators yang keluar dari sel-sel darah putih jenis tertentu, yang termasuk bagian dari sistem imun.
Sel darah putih ini akan menuju ke area target yang menimbulkan beragam reaksi, salah satunya perubahan jaringan yang dapat diartikan sebagai inflamasi. Awalnya, proses ini adalah bentuk respons perbaikan tubuh bila ada cedera pada jaringan. Kemudian inflamasi ini bisa berubah menjadi kronis dan menjadi penyebab cedera lebih lanjut lagi.
Agar Terhindar Nyeri, Tulang Belakang dan Saraf Perlu Gizi Cukup
Proses perbaikan tubuh bergantung pada kecukupan atau baiknya asupan nutrisi. Buruknya asupan nutrisi dapat menjadi salah satu penyebab timbulnya peradangan yang merusak sendi tulang belakang.
Inflamasi dapat mengganggu aneka jaringan yang bekerja menopang tulang dan struktur tulang lainnya (misalnya jaringan ikat) secara bersamaan.
Beberapa hasil studi menunjukkan kerusakan sendi yang cepat akan dialami oleh penderita osteoartritis (OA) karena memiliki bahan inflamasi kimiawi dalam tubuh yang lebih banyak vs tanpa OA.
Nyeri tulang belakang bisa muncul atau tidak muncul pada orang-orang yang mengalami perubahan pada tulang dan kartilago di tulang belakang. Contohnya, hasil rontgen menunjukkan adanya penonjolan bantalan tulang, atau tulang keropos, namun tanpa adanya nyeri. Nyeri dan perubahan jaringan ini karena proses inflamasi yang berlangsung.
Inflamasi atau peradangan ini yang menstimulasi (merangsang) tumbuhnya pembuluh darah yang baru pada jaringan sendi dan tumbuhnya saraf-saraf baru di area sekitar kartilago sendi. Hal inilah yang menjadi penyebab nyeri tulang belakang timbul secara bersamaan dengan inflamasi yang tengah terjadi.
Dengan menghentikan proses inflamasi dapat membantu menghilangkan nyeri dan mencegah kerusakan sendi lebih jauh.
Sistem Saraf Perlu Gizi Cukup
Kecukupan gizi atau nutrisi bergantung pada beberapa faktor, misalnya usia, tingkat aktivitas dan lain sebagainya. Untuk berapa banyaknya, konsultasikan dengan dokter Anda. Beberapa faktor berikut dapat meningkatkan risiko timbulnya nyeri dan inflamasi, antara lain :
- Kurangnya asupan asam lemak omega 3, dari ikan laut
- Kurangnya asupan buah dan sayuran dalam porsi makanan harian
- Defisiensi vitamin D dari paparan sinar matahari atau kurangnya asupan makanan yang telah terfortifikasi
- Memiliki faktor risiko untuk mengalami kekurangan vitamin D (lanjut usia, warna kulit gelap, pemakaian tabir surya, obesitas, penyakit ginjal, obat-obatan tertentu, intoleransi laktosa)
- Kurangnya kadar kalium dan magnesium
- Kekurangan protein dan lemak berkualitas tinggi dalam makanan untuk mengontrol enzim-enzim yang menyebabkan inflamasi
- Banyak mengonsumsi makanan/minuman tinggi gula dan tinggi zat pati yang menyebabkan obesitas dan kelebihan insulin
- Terlalu tinggi ion radikal bebas dari lemak jenuh, akibat seringnya mengonsumsi makanan olahan rendah gizi dan tinggi bahan kimia tambahan.