Sakit Leher pada Anak, Dengarkan Keluhan dengan Seksama

JAKARTA — Jika anak mengalami luka dan lecet dalam aktivitasnya mungkin para orang tua menganggapnya sebagai hal yang lumrah. Namun ketika anak mengeluhkan sakit pada leher tentu bisa membuat orang tua kaget. Ini dianggap keluhan yang tidak lumrah untuk anak-anak. Padahal sangat penting untuk tak sekadar mengobati penyakitnya tapi juga menemukan sumber rasa sakit.

Sakit leher pada anak biasanya berlangsung temporer antara 1-2 hari tanpa pengobatan. Namun kadang sakit leher bisa bersifat kronis dan bisa mengganggu kualitas hidup anak, aktivitas sosial dan pada pendidikan anak.

Ketegangan pada otot servikal anak disebabkan oleh permainan yang keras atau karena anak menunduk terlalu lama, seperti bermain ponsel atau komputer. Akan sangat bijak jika orang tua berusaha untuk mendengarkan keluhan anak. Biarkan anak untuk menceritakan apa yang mereka rasakan dan sejak kapan mereka merasakannya.

Baca juga : Leher Terasa Sakit? Apa Yang Perlu Dilakukan

Penanganan Sakit Leher pada Anak

Penanganan sakit leher pada anak sangat tergantung pada penyebabnya. Dalam kondisi darurat obat-obatan rumahan bisa meredakan rasa sakit, tapi segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk menemukan sumber sakitnya.

Intinya, pengasuh anak harus sensitif terhadap keluhan anak dan mencatat semua gejala baru yang dirasakan anak. Beberapa cara yang bisa dilakukan di rumah misalnya:

  1. Menggunakan kompres panas atau dingin.
  2. Mandi berendam dengan air hangat akan membuat otot lebih relaks dan mengurangi nyeri.
  3. Peregangan leher yang dilakukan perlahan-lahan.
  4. Pijatan lembut.
  5. Obat-obatan yang dijual bebas tapi terjamin untuk anak-anak. Ikuti petunjuk penggunaan di label. Kecuali dokter merekomendasikan hal berbeda.

Perubahan Gaya Hidup

Saat menggunakan ponsel:

  • Tidur telentang saat melihat ponsel untuk mengurangi tekanan pada leher. Tapi batasi waktunya.
  • Pastikan layar ponsel sejajar dengan mata saat duduk atau berdiri, agar tulang leher dan punggung tetap tegak.
  • Beri jeda waktu istirahat berjauhan dari gadget untuk mengistirahatkan leher dan mata.

Peregangan yang dianjurkan The American Academy of Pediatrics:

  • Mendekatkan dagu ke masing-masing bahu dengan lembut
  • Mendekatkan telinga ke masing-masing bahu dengan lembut.
  • Menggerakkan kepala menunduk dan mendongak dengan lembut.
  • Jangan lanjutkan jika gerakan terasa menyakitkan.

Perubahan saat tidur :

  • Tidur telentang atau miring, dan menghindari tidur tengkurap.
  • Tidur menyamping dengan mengganjal lutut dengan bantal.
  • Tidur dengan mengganjar leher dengan bantal kecil bukan bantal besar.
Sakit leher pada anak-anak

Sakit leher pada anak-anak

Anak-anak yang terlalu lama menggunakan ponsel, komputer atau gadget lain paling mudah terserang sakit leher. Postur yang salah dalam waktu lama juga bisa mengakibatkan sakit leher, seperti misalnya saat belajar, membaca buku atau menonton televisi. Gerakan menunduk dan memajukan kepala terlalu lama itulah yang memberi beban tambahan di leher dan mengundang sakit leher.

Sebab Umum Sakit Leher pada Anak-anak

Sakit leher pada anak ini jangan diabaikan. Karena berdasarkan sebuah penelitian, sekali anak mengalami sakit leher saat masih kanak-kanak, hal itu bisa berulang lagi saat dewasa. Sakit leher anak bisa berubah jadi kronis. Berikut beberapa kemungkinan penyebab sakit leher pada anak-anak.

Aktivitas fisik

Seperti olahraga keras, misalnya sepak bola dan bela diri. Mereka bisa saja tanpa sadar terjatuh, kepala terbentur, atau gerakan yang tak biasa saat beraktivitas. Ini bisa mengakibatkan terkilir di leher. Dokter biasanya akan mengevaluasi sakit leher pada anak yang disebabkan oleh cedera ini.

Salah Posisi Tidur

Salah posisi tidur juga bisa membuat anak mengalami sakit leher, bahu atau punggung karena otot yang tegang. Rasa sakit dan nyeri mungkin bersifat sementara tapi bisa mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Anak jadi sulit menolehkan leher dan kepala, juga melakukan hal-hal sederhana seperti membawa tas punggung atau membaca.

Pembengkakan Kelenjar Getah Bening

Kelenjar getah bening biasanya akan membengkak sebagai respon terhadap infeksi yang ringan. Misalnya saja demam, flum atau radang tenggorokan. Pembengkakan ini menimbulkan rasa sakit baik di salah satu atau kedua bagian leher – kiri atau kanan. Biasanya benjolan muncul di bawah telinga dan tulang rahang.

Obat-obatan yang dijual bebas bisa meredakan flu atau demam anak. Jika infeksi terus berlanjut, jangan tunda lagi segera ke dokter untuk mendapatkan antibiotik atau pengobatan lain.

Meningitis

Leher kaku juga bisa jadi tanda dari infeksi yang berat. Jika anak mengalami demam dan tak bisa menggerakkan leher tanpa nyeri, ini mungkin gejala dari meningitis. Meningitis bisa mengancam jiwa, jika tidak cepat-cepat mendapat pertolongan. Apalagi jika ditambah dengan keluhan seperti:

  1. Sakit kepala.
  2. Ruam kulit.
  3. Masalah makan.
  4. Jika anak mengalami rasa sakit leher yang mendadak dengan deman yang tinggi tiba-tiba sebaiknya mendapat pertolongan dokter secepatnya.

Beberapa sebab lain tapi jarang, yang menyebabkan sakit leher pada anak misalnya:

  • Cedera traumatik dari jatuh atau kecelakaan mobil.
  • Kanker.
  • Arthritis pada anak.

Kapan harus menemui dokter

Banyak kasus sakit leher pada anak bersifat temporer. Jika keluhan bertahan sampai beberapa hari, segeralah berkonsultasi ke dokter untuk diagnosis yang . Misalnya kepada para ahli di Klikik Nyeri dan Tulang Belakang atau yang sebentar lagi akan berganti nama menjadi Lamina Pain and Spine Center.

Anak yang mengeluhkan beberapa hal berikut bersamaan dengan sakit leher harus segera dibawa ke dokter:

  • Sakit kepala dan pusing
  • Kepala terasa ringan
  • Rasa kebas dan kesemutan di anggota badan yang lain

Orangtua atau pengasuh mencari pertolongan darurat jika sakit leher anak berawal dari cedera seperti kecelakaan lalu lintas atau jika anak yak bisa berdiri tegak atau bergerak.

Diagnosis

Dokter mungkin akan memeriksa gejala yang sangat berat pada sakit leher pada anak. Biasanya dokter akan menanyakan kapan sakit leher itu bermula. Bantu anak untuk mengingat jika memang ada aktivitas yang membuat mereka mulai merasakan nyeri tersebut.

Atau mungkin juga kebiasaan anak, seperti seberapa sering mereka menggunakan gadget sepanjang hari. Dokter mungkin akan menggunakan tes gambar, X-Ray dan sebagainya untuk memeriksa kemungkinan ada cedera. Jika dokter menduga ada infeksi, dokter mungkin akan memeriksa kemungkinan ada benjolan kelenjar limfa. Antibiotik bisa diresepkan jika diduga penyebabnya adalah infeksi. (TM)

Tinggalkan Balasan

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No.34, RT.7/RW.5, Kalibata, Kec. Pancoran, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12740

Informasi dan Pendaftaran

Informasi dan Pendaftaran

021-7919-6999

registrasi@lamina.co.id

Pendaftaran Online

Pendaftaran Online

Segera Klik Disini