Restless leg syndrome atau RLS merupakan gangguan sistem saraf (neurologis) yang menimbulkan dorongan besar tak tertahankan atau tidak terkontrol untuk menggerakkan kaki yang sebelumnya disertai dengan rasa tidak nyaman di area kaki.
Setelah tertidur, kaki akan mulai tersentak sehingga dapat membuat Anda terbangun sehingga kualitas tidur Anda menjadi berkurang karena tidur tidak nyenyak dan menambah rasa lelah di keesokan harinya.
Dorongan menggerakkan kaki ini biasanya diawali dengan adanya sensasi yang tidak nyaman di kaki (betis atau paha), seperti:
- Terasa seperti ada yang bergerak/merangkak
- Kesemutan
- Ditusuk-tusuk jarum
- Menarik kaki
- Kram
- Terasa gatal
Penyebab Restless Leg Syndrome
Beberapa penyebab yang diduga dapat menyebabkan restless leg syndrome, antara lain:
- Kehamilan
- Gagal ginjal stadium akhir
- Kekurangan zat besi (restless leg syndrome terjadi pada orang-orang dengan anemia defisiensi zat besi)
- Reaksi simpang obat
- Kekurangan asam folat, vitamin B12 dan magnesium
- Polineuropati (gangguan fungsi atau struktur mengenai banyak saraf tepi)
- Masalah pada endokrin seperti diabetes, hipotiroid
- Masalah pada ruas tulang belakang
- Parkinson
- Amiloidosis
- Asupan kafein tinggi
- Obesitas
- Obat-obatan tertentu
Kriteria
Berdasarkan International Restless Legs Syndrome Study Group (IRLSSG), terdapat 5 kriteria yang menandakan Anda positif mengalami RLS, yaitu:
- Dorongan untuk menggerakkan kaki, biasanya (tidak selalu) dengan rasa tidak nyaman di kaki
- Dorongan untuk bergerak atau sensasi penyerta yang tidak nyaman, mulai atau memburuk selama beristirahat, misalnya berbaring atau duduk.
- Butuh dorongan untuk bergerak dan sensasi penyerta yang tidak nyaman, agak berkurang saat berjalan, membungkuk, meregangkan tubuh, dan lainnya, minimal berlangsung selama beraktivitas.
- Dorongan untuk bergerak dan sensasi penyertanya yang tidak menyenangkan, memburuk di malam hari (sore) dari pada siang hari. Atau hanya terjadi di malam hari.
- Semua gejala di atas tidak sebagai gejala utama dari kondisi medis atau perilaku tertentu. Namun bisa juga dengan myalgia, sumbatan pembuluh vena, tungkai bengkak, kram, kebiasaan menggoyangkan/mengetuk kaki.
Tanda lain kemungkinan Anda mengalami restless leg syndrome antara lain:
- Respons positif terhadap pengobatan dengan dopamin
- Tungkai bergerak selama bangun atau tidur
- Memiliki riwayat keluarga akan RLS
- Tidak mengantuk di siang hari
Perjalanan klinis dapat berupa:
- Kronik persisten, bila tidak tertangani, gejala minimal dua kali per minggu dalam 1 tahun terakhir.
- Intermiten: kurang dari dua kali seminggu selama setahun terakhir, minimal lima kali terjadi.
Restless leg syndrome dapat terjadi pada segala usia namun tersering pada usia pertengahan atau lanjut. Perempuan berisiko lebih tinggi vs perempuan.
Selain itu RLS ini dapat menyebabkan penurunan kualitas tidur karena rasa tidak nyaman dan dorongan untuk menggerakkan kaki menimbulkan insomnia sehingga kualitas hidup bisa terganggu.
Area yang sering mengalami restless leg syndrome ini biasanya tungkai bawah, sekitar betis.
Langkah Sehat Hindari Restless Leg Syndrome
Terdapat beberapa langkah yang bisa Anda lakukan agar terhindar dari restless leg syndrome ini, antara lain ;
- Kurangi atau hindari minuman berkafein sebelum tidur
- Lakukan olahraga secara teratur
- Berhenti merokok
- Sebelum tidur, mandi dengan air hangat
- Saat terjadi ‘dorongan’ menggerakkan kaki, coba dengan berjalan kaki, memijat tungkai, atau memikirkan/melakukan hal lain.
- Kompres hangat atau kompres dingin di area kaki
Penanganan Seperti Apa?
Penanganan restless leg syndrome bergantung pada intensitas gejala. Utamakan dalam perbaikan kualitas hidup karena RLS dapat menyebabkan insomnia atau terganggunya kualitas tidur di malam hari.
Penyakit penyerta juga harus diatasi seperti diabetes, hipertiroid, dan lainnya.
Baca juga : Dislokasi tempurung lutut
Ada beberapa langkah sehat atau non-obat (jika gejalanya tergolong ringan) untuk membantu menangani RLS ini bisa dengan beberapa cara, antara lain:
- Berolahraga secara teratur, seperti bersepeda/sepeda statis atau berjalan kaki, dan hindari olahraga berat dalam beberapa jam sebelum tidur.
- Melakukan kebiasaan tidur yang baik, seperti hindari membaca, menonton televisi atau menggunakan komputer atau telepon sambil berbaring di tempat tidur. Usahakan tidur 7 hingga 9 jam
- Kurangi asupan minuman berkafein, berhenti merokok
- Bisa menggunakan bantal pemanas, kompres dingin, atau memijat kaki, meregangkan kaki
- Mandi dengan air hangat
- Kurangi stres sebanyak mungkin, coba meditasi, yoga, mendengarkan musik ringan
- Suplementasi zat besi. Jika tes darah menunjukkan kadar zat besi Anda rendah, mungkin dokter akan merekomendasikan suplemen zat besi.