PSLD, Adalah Teknologi Terkini Atasi Stenosis Tulang Belakang

JAKARTA — Nyeri punggung termasuk salah satu keluhan yang paling banyak membuat penderitanya jadi kehilangan kualitas hidup. Masalah tulang belakang seperti stenosis adalah prioritas menyangkut aktivitas seseorang. Termasuk terbatasnya mobilitas dan melakukan kegiatan sehari-hari.

Salah satu sebab yang sering terjadi adalah lumbar spinal stenosis, atau penyempitan saluran tulang belakang di area lumbar atau punggung bawah.

Kanal spinal adalah “rumah” bagi saraf tulang belakang. Stenosis atau penyempitan ini bisa terjadi di satu lokasi tapi bisa juga di beberapa tempat sekaligus.

 

Sebabnya bisa beragam. Mulai dari penebalan tulang, penebalan tendon, dislokasi diskus tulang belakang, spondylolisthesis, atau kombinasi dari beberapa sebab tersebut. Namun penyebab umum lumbar spinal stenosis yaitu:

  1. Kelainan sejak lahir.
  2. Degenerasi atau proses penuaan kanan spinal.
  3. Penyakit atau faktor tertentu yang terkait dengan tulang seperti osteoporosis atau spondylosis.

Gejala Lumbar Spinal Stenosis

Stenosis adalah

Ilustrasi : Ini adalah perbedaan antara stenosis dan normal

Lumbar spinal stenosis bisa menyebabkan nyeri punggung yang menyebar hingga ke salah satu atau kedua kaki pada saat bersamaan.

Pengidap mungkin akan merasa otot kakinya melemah, terasa sakit atau merasa perlu berhenti setiap beberapa langkah saat berjalan. Ini terjadi karena adanya tekanan pada saraf atau darah tak mengalir di saraf tersebut.

Pasien mungkin juga akan merasakan sakit dan kebas diantara bokong, area pinggul dan menyebar hingga ke kaki saat berdiri atau berjalan untuk waktu yang lama. Lebih jauh kondisi ini juga bisa mempengaruhi kemampuan berkemih dan buang air besar. Bahkan juga impotensi pada pria.

Keluhan lebih sering muncul dan terasa lebih parah saat gerakan membungkuk atau duduk. Biasanya tak ada gejala atau rasa nyeri saat penderita tidur telentang.

Kapan Harus Menemui Dokter?

Sesegera mungkin. Apalagi jika Anda sudah mengalami nyeri kaki, rasa sakit semakin berat yang mempengaruhi kemampuan untuk berjalan dan melakukan kegiatan sehari-hari.

Anda juga harus segera menemui dokter jika nyeri kaki sudah disertai dengan demam, berat badan berkurang, hilang selera makan dan nyeri saat tidur malam. Ini menandakan sudah ada indikasi infeksi atau kanker spinal.

Siapa saja yang mungkin mengalami kondisi ini?

  1. Berusia diatas 50 tahun atau lebih.
  2. Kelebihan berat badan atau obesitas.
  3. Pengidap diabetes.
  4. Wanita menopause.

Diagnosis Spinal Stenosis Adalah

Dokter akan membuat diagnosis lumbar spinal stenosis berdasarkan gejala yang dikeluhkan pasien, rekam medis, pemeriksaan medis, X-Ray, dan Magnetic Resonance Imaging (MRI). Semua pemeriksaan harus dilakukan secara simultan karena bisa jadi sebuah pemeriksaan menunjukkan abnormalitas tapi pasien tidak mengeluhkan gejala tertentu.

Jika pasien tidak memberi respon yang diharapkan terhadap penanganan yang diberikan, atau ada beberapa gejala tambahan seperti atropi otot atau terhentinya pertumbuhan otot, tidak teraturnya berkemih dan gerakan usus besar, pasien mungkin membutuhkan pembedahan.

Karena bisa jadi dokter menemukan ketidaknormalan saraf tulang belakang, kanal saraf tulang belakang atau tulang yang menekan saraf.

Penanganan Lumbar Spinal Stenosis Adalah

Penanganan lumbar spinal stenosis adalah termasuk pengobatan, terapi fisik dan pembedahan.

1. Pengobatan termasuk:

  • Antibiotik biasa digunakan untuk nyeri yang medium tapi seringkali memiliki efek seperti sakit perut, luka di dinding usus, liver dan masalah ginjal.
  • Paracetamol untuk meringankan nyeri.
  • Relaksan otot untuk mengurangi ketegangan otot yang berkaitan dengan rasa sakit.
  • Campuran dari berbagai obat-obatan untuk mengurangi rasa nyeri dan infeksi seperti NSAIDs dengan relaksan otot.
  • Anti-depresan (yang mempengaruhi sistem saraf ) untuk mengurangi nyeri dari tekanan di saraf.
  • Obat-obatan untuk mencegah kejang (yang mempengaruhi sistem saraf) untuk mengurangi nyeri dari tekanan di saraf.

2. Terapi fisik yang ditujukan untuk mengurangi rasa nyeri dengan menstimulasi saraf melalui Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS), pemijatan, gelombang ultrasound, akupunktur, traksi, dan penguatan punggung serta otot kaki dengan memperbaiki efisiensinya.

3. Pembedahan menjadi pilihan ketika obat dan terapi fisik tidak bekerja. Yakni ketika gejala yang terjadi sudah mempengaruhi kehidupan sehari-hari, seperti gangguan berkemih dan gerakan usus bawah yang sulit dikendalikan. Tujuan dari pembedahan adalah :

  • Mengurangi tekanan pada saraf dan tulang belakang.
  • Mengangkat lamina untuk mengurangi tekanan pada saraf,
  • Mengangkat tulang yang tumbuh tak normal
  • Dan/ atau mengangkat tulang yang mengalami fraktur atau diskus spinal yang mengalami degenerasi dalam kasus saraf kejepit.

Selain pembedahan konvensional kini spinal stenosis sudah ada penanganan alternatif adalah dengan Percutaneous Stenoscopic Lumbar Decompression (PSLD).

Teknik ini sudah beberapa kali dilakukan di Klinik Nyeri dan Tulang Belakang yang akan berganti nama menjadi Lamina Pain and Spine Center.

Prosedur untuk Penanganan Lumbar Spinal Stenosis atau PSLD

Begitu pasien sudah mendapatkan anestesi, dokter akan memasukkan alat endoskopik dekompresi ke dalam sayatan sebesar 5 milimeter di area saraf yang bermasalah. Tak ada otot yang perlu dicederai dalam penanganan ini.

Endoskopik dekompresi akan membantu dokter untuk melihat saraf dengan lebih jelas dan memotong bagian diskus yang mengalami herniasi dan sendi atau tendon yang menekan saraf.

Prosedur ini hanya membutuhkan waktu 30-45 menit dan pasien bisa langsung bangkit dan berjalan selesai tindakan.

 

Endoskopi dekompresi adalah instrumen pembedahan yang lebih kecil dari pena. Semacam pipa berdiameter 5,0 milimeter dengan lensa di salah satu ujungnya. Di ujung lensa tersebut ada lensa lagi yang berbentuk miring untuk mendapatkan penglihatan yang lebih baik. Ada juga pipa kecil untuk mengalirkan air.

Keuntungan dari bedah PSLD:

  1. Sayatan yang kecil yang hanya 5 centimeter diameternya.
  2. Lebih sedikit darah yang keluar.
  3. Lebih cepat pulih, pasien bisa langsung pulang usai penanganan.
  4. Lebih aman.
  5. Lebih rendah risiko infeksi.
  6. Jika diperlukan hanya membutuhkan rawat inap satu malam.
  7. Biaya rendah.
  8. Lebih sedikit jaringan rusak di sekitar tempat sayatan.
  9. Lebih cepat pemulihan untuk kembali ke rutinitas sehari-hari.

Pencegahan Lumbar Spinal Stenosis

Jika Anda merasa berisiko mengalami masalah lumbar spinal stenosis, berikut adalah beberapa langkah yang harus dilakukan untuk mencegahnya:

  1. Menurunkan berat badan sampai berat ideal untuk mencegah tekanan di tulang belakang.
  2. Tangani dan kendalikan penyakit kronis yang diidap
  3. Hindari gerakan membungkuk dan duduk dengan postur yang sama dalam waktu lama.
  4. Sesuaikan posisi punggung dengan yang disarankan dokter saat bergerak.
  5. Lakukan terapi fisik, meski berada di rumah.
  6. Olahraga setiap hari, tapi hindari latihan yang berat dan gerakan yang dilarang. (berbagai sumber)

Tinggalkan Balasan

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No.34, RT.7/RW.5, Kalibata, Kec. Pancoran, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12740

Informasi dan Pendaftaran

Informasi dan Pendaftaran

021-7919-6999

registrasi@lamina.co.id

Pendaftaran Online

Pendaftaran Online

Segera Klik Disini