Jenis Penyakit Kronis Yang Berujung Pada Nyeri Punggung

JAKARTA — Penyakit kronis beberapa di antaranya bisa sangat menyiksa dan menyebabkan nyeri. Apalagi yang kemudian memunculkan nyeri punggung. Karena seperti diketahui nyeri punggung kronis adalah salah satu penyakit yang sangat mengganggu pengidapnya karena membatasi aktivitas dan mobilitas dalam keseharian.

Singkatnya pengidap penyakit kronis yang berujung pada nyeri punggung sangat dekat dengan kondisi frustasi.

Ada beberapa penyakit kronis yang bisa menyebabkan nyeri punggung. Nyeri punggung sendiri dikenal sebagai masalah kesehatan umum yang bisa berasal daru cedera, aktivitas tertentu, proses degeneratif dan penyakit kronis.

“Low Back Pain, ditandai macam-macam bisa sakit di pinggang. Bisa karena sendi, otot, tulang bergeser, infeksi, sampai saraf kejepit, usianya bisa menyerang di usia 30-an,” kata Dr. Mahdian Nur Nasution, ahli bedah saraf dari Klinik Lamina Pain and Spine Center.

Sementara itu seperti dikutip dari laman health24 menurut Profesor Quinette Louw dari Divisi Fisioterapi Stellenbosch University dan penulus sebuah review di jurnal The Lancet pada 2018, nyeri punggung disebut sebagai alasan paling sering diungkapkan pada absen kerja di Afrika Selatan.

Nyeri punggung disebut Louw juga menyebabkan disabilitas lebih besar dibanding gabungan masalah paru-paru, pencernaan dan kanker payudara.

Berikut tiga penyakit kronis yang menyebabkan nyeri punggung:

1. OSTEOARTHRITIS PENYAKIT KRONIS PENYEBAB RASA NYERI

Osteoarthritis adalah penyakit degeneratif atau yang berkaitan dengan proses penuaan yang menyerang sendi. Penyebabnya adalah pemburuka dari cartilage atau tulang rawandan tulang yang kemudian mempengaruhi sendi.

Disebutkan bahwa osteoarthritis adalah 1 dari 4 kondisi yang paling sering menyerang wanita di dunia. Setidaknya 1 dari 8 pria juga diperkirakan mengidap masalah ini. Osteoarthritis bisa menyerang tangan, lutut, pinggul dan tulang belakang.

Pengidap osteoarthritis mau tak mau harus mengubah gaya hidupnya. Pada kasus osteoarthritis yang menyerang punggung, pengidap akan merasakan rasa nyeri dan kaku, tapi juga kelemahan otot dan rasa kebas yang berawal dari terjepitnya akar saraf di tulang belakang.

Nyeri muncul karena gesekan dua tulang rawan yang aus karena mengalami degenerasi. Tulang rawan yang normalnya berada di permukaan dua tulang dan mencegah gesekan itu. Apalagi ketika tulang rawan retak, tulang yang bergesekan akan mengalami nyeri dan peradangan.

Gesekan kronis antara dua tulang ini akan membuat tulang menumbuhkan formasi baru yang disebut osteophytes. Formasi baru ini biasanya akan menekan saraf disekitar tulang belakang dan menyebabkan gejala neurologis seperti rasa nyeri, paresthesia atau rasa tertusuk tajam, kebas dan kelemahan otot mulai dari punggung sampai ke kaki.

Kondisi ini bisa terlihat saat pemeriksaan dengan X-Ray dan MRI. Pasien sendiri mungkin akan merasakan nyeri mereda saat tidur telentang atau istirahat.

Dengan teknologi manajemen nyeri yang tepat  di Lamina Pain and Spine Center dan pengelolaan gaya hidup sehat — seperti diet, penurunan berat badan dan olahraga — nyeri punggung bisa diringankan.

Penggunaan obat-obatan antiperadangan cukup berhasil. Pembedahan tidak diperlukan pada banyak kasus seperti ini. Hanya saja mungkin perlu diwaspadai adanya gesekan saraf yang menyebabkan masalah lebih besar.

2. PENYAKIT KANKER SEBABKAN NYERI KRONIS

Pasien harus menyadari bahwa nyeri punggung kadang adalah gejala utama pada kanker tulang yang muncul di tulang belakang. Karena jenis kanker ini, jaringan lain di area sekitarnya mengalami penekanan termasuk akar saraf.

Kanker tulang, juga sering menyebabkan pelemahan pada jaringan tulang yang menyebabkan fraktur atau retak patologikal dan rontoknya tulang yang paling membuat nyeri.

Penyakit nyeri kronis

Penyakit nyeri kronis

Penyakit kanker dari bagian lain seperti dari prostat, paru-paru, payudara dan kolon atau usus besar juga bisa menyebar atau bermetastase ke tulang yang pada akhirnya menyebabkan nyeri punggung kronis.

Tindakan seperti radiasi dan beberapa jenis kemoterapi dan terapi hormon, kadang juga bisa berkontribusi pada nyeri punggung. Sangat disarankan untuk mengonsultasikan nyeri punggung yang dirasakan ketika sudah didiagnosis mengidap kanker.

Karena penanganannya tentu akan berbeda dengan nyeri punggung lainnya. Terapi fisik, layanan paliatif, pengobatan analgesik untuk menghilangkan nyeri dan pembedahan mungkin perlu dilakukan untuk menghilangkan nyeri.

3. DIABETES

Penelitian terbaru dari University of Sydney tahun ini menyebutkan kasus diabetes meningkatka 35 persen risiko mengalami nyeri punggung pada mereka yang sebelumnya tak mengalami masalah punggung.

Sementara menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease, sekitar 60-70 persen dari pengidap Diabetes tipe 1 dan 2, mengalami neuropati sebagai efek samping.

Diabetes neuropati adalah komplikasi umum dari diabetes dan kerusakan saraf akibat dari kadar gula darah yang tak terkontrol.

Ada 4 jenis neuropati dengan gejala mulai dari rasa tak nyaman, kebas, nyeri yang sangat misalnya pada punggung. Keluhannya bisa berbeda pada tiap pasien.

Jika yang dialami adalah mononeuropati atau fokal neuropati maka kerusakan mungkin ganya terjadi pada saraf tunggal. Tak heran pengidap diabetes mungkin hanya akan mengalami nyeri punggung bukan nyeri yang lain.

Meski nyeri punggung yang berkaitan dengan diabetes umumnya tidak bersifat progresif dibanding pada neuropati lainnya, namun seringkali cukup mengganggu,

Tingginya kadar gula darah bisa merusak serat saraf di seluru tubuh. Sementara rusaknya satu pembuluh darah kecil saja akibat diabtetes bisa menghalangi aliran darah ke serat saraf. Semua bisa berujung pada nyeri punggung yang parah.

Beberapa faktor risiko neuropati misalnya, kondisi diabetes yang tak terkendali, obesitas dan kecanduan merokok. Karenanya pencegahan sangatlah penting. Pastikan kondisi diabetes tidak progresif apalagi sampai memicu neuropati karena bisa membatasi mobilitas pengidap.

Selain mengendalikan kadar gula darah dengan pengobatan, pengidap juga bisa melakukan perubahan ke gaya hidup sehat seperti berhenti merokok, berhenti minuman alkohol dan berolah raga. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No.34, RT.7/RW.5, Kalibata, Kec. Pancoran, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12740

Informasi dan Pendaftaran

Informasi dan Pendaftaran

021-7919-6999

registrasi@lamina.co.id

Pendaftaran Online

Pendaftaran Online

Segera Klik Disini

Jadwal Praktik


Dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS

Senin   : 13:00 - Selesai
Rabu    : 13:00 - Selesai
Jumat  : 13:00 - Selesai


Dr. Bismo Nugroho, SpBS

Rabu    : 14:30 - 17:00
Kamis  : 14:00 - 17:00


Dr. Victorio, SpBS, FINPS

Selasa  : 17:00 - 20:00
Sabtu    : 16:00 - 18:00


Dr. Faisal, M.Ked (Neurosurg), Sp.BS

Senin    : 10:00 - 13:00
Selasa   : 10:00 - 13:00
Rabu     : 10:00 - 13:00
Kamis   : 10:00 - 13:00
Jumat   : 10:00 - 13:00


Prof. dr. Darto Satoto, SpAn, KAR

Selasa   : 10:00 - 16:00
Kamis   : 10:00 - 16:00


Dr. Nelfidayani, SpKFR

Selasa   : 16:00 - 20:00
Kamis   : 16:00 - 20:00
Sabtu    : 16:00 - 20:00


Dr. Rifalisanto, SpKFR

Senin   : 10:00 - 15:00
Rabu     : 10:00 - 14:00
Jumat  : 10:00 - 12:00


dr. Ratih Puspa, Sp.N

Selasa     : 17:00 - 20:00
Kamis     : 17:00 - 20:00