Jika Anda mengalami nyeri punggung, mungkin hal pertama yang bisa Anda tanyakan pada diri sendiri adalah, “Bagaimana kabar tidur malam saya?”. Ya, memang pada kasus-kasus yang berat Anda tetap harus berkonsultasi dengan dokter. Anda perlu tahu kaitan dan cara meredakan nyeri punggung dan Insomnia.
Jika ternyata beberapa malam tidur Anda kurang berkualitas, ada kemungkinan nyeri punggung bisa hilang dengan sendirinya saat insomnia tertangani.
Hal ini ditemukan dari hasil penelitian terbari dari University of Sydney. Penelitian tersebut secara umum menyebut bahwa penanganan insomnia bisa mengurangi keluhan nyeri punggung khususnya yang berkaitan dengan masalah tidur.
Di dunia tercatat nyeri punggung bawah menjadi penyebab disabilitas terbesar di dunia. Sedikitnya di dunia masalah ini menimpa 540 juta orang pada saat yang sama. Lebih dari 59 persen, pengidap masalah ini juga mengalami insomnia.
Hubungan Timbal Balik
“Bukti penelitian terbaru menyebutkan bahwa ada hubungan timbal balik antara masalah tidur dan nyeri. Artinya semakin buruk kualitas tidur seseorang, maka akan semakin sakit punggung. Sebaliknya makin sakit punggungnya semakin buruk pula kualitas tidurnya,” kata peneliti senior Dr. Milena Simic, peneliti fisioterapis di Fakultas Ilmu Kesehatan universitas tersebut.
Penelitian terbaru yang dipublikasikan di jurnal Osteoarthritis and Cartilage, ini adalah merupakan hasil analisis 24 data penelitian yang diambil secara random dari percobaan klinis tentang masalah tidur dari lebih 1550 orang pengidap osteoarthritis dan nyeri punggung atau leher.
Cara Meredakan Nyeri Punggung dan Insomnia
Hasilnya menunjukkan bahwa pada orang dengan nyeri punggung, intervensi masalah tidur seperti dengan terapi perilaku kognitif dan pengobatan bisa memperbaiki masalah tidur sampai 33 persen dan memperbaiki masalah nyeri punggung sampai 14 persen dibanding dengan kelompok kontrol atau placebo.
“Temuan ini menekankan pentingnya memperbaiki kualitas tidur pada pengidap masalah nyeri. Pada sebagian kasus, memperbaiki kualitas tidur bisa mengurangi rasa nyeri,” kata Dr. Simic.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti mengatakan para ahli medis harus mempertimbangkan kualitas tidur pasien yang mengeluhkan nyeri punggung dulu. “Temuan dalam penelitian ini menekankan pentingnya penanganan pada kondisi nyeri muskoloskeletal dalam kondisi terisolasi,” kata Paulo Ferreira, profesor dan penulis penelitian yang pada 2016 menemukan hubungan antara depresi dan nyeri punggung.
“Depresi dan insomnia sama sama faktor risiko untuk munculnya nyeri punggung, dan orang-orang dengan depresi sering kali memiliki kualitas tidur yang buruk.”
“Orang yang mengalami masalah nyeri pungung jika mereka tak menyebutkan masalah tidur, kecemasan dan depresi, mungkin kita akan kehilangan kesempatan untuk menyelesaikan masalah intinya.”