Nyeri Pada Leher, Penyebab, Gejala Dan Pemeriksaannya

Penyebab nyeri pada leher, perlu kita ketahui agar supaya tidak terjadi gangguan kesehatan dikemudian hari seperti kelumpuhan bila penyebabnya adalah saraf terjepit di ruas tulang leher.

Tulang leher (servikal) memiliki struktur yang cukup kompleks dan memiliki fungsi atau peran penting yakni menopang kepala dan menjaga mobilitas kepala.

Tulang leher memiliki 7 ruas tulang belakang yaitu C1 sampai C7. Ruas C7 atau ruas terakhir menghubungkan dengan ruas tulang torakal atau dada.

Nyeri pada Leher, Sebabnya Apa?

Nyeri pada leher terjadi akibat adanya interaksi yang kompleks antara otot, dan ligamen serta faktor lain yang berhubungan dengan beberapa hal seperti:

  • Kontraksi otot
  • Kebiasaan tidur dalam posisi yang salah
  • Postur tubuh saat bekerja
  • Stres
  • Kelelahan otot
  • Adaptasi postur akibat adanya nyeri yang berasal dari area selain leher misanya pada bahu, atau adanya perubahan degeneratif dari bantalan sendi servikalis dan sendinya.

Klasifikasi nyeri pada leher berdasarkan diagnosis ICD 10 dan International Classification of Functioning, Disability, and Health (ICF) adalah:

  1. Nyeri pada leher dengan gangguan mobilisasi
  2. Nyeri pada leher dengan nyeri kepala
  3. Nyeri pada leher dengan gangguan koordinasi gerak
  4. Nyeri pada leher dengan nyeri yang menjalar ke bagian tubuh yang lain

Nyeri Karena Ruas Tulang Pada Leher Yang Menyempit

Penyempitan pada ruas tulang leher atau stenosis servikal dapat menjepit saraf tulang belakang dan menimbulkan nyeri, seringkali disebabkan oleh proses penuaan. Bantalan sendi di ruas tulang belakang bisa mengering dan menonjol (herniasi). Sebagai akibatnya, ruang antar tulang belakang akan menciut dan kemampuan bantalan sendi sebagai peredam kejut juga menurun.

Dalam waktu yang bersamaan, tulang dan ligamen penyusun tulang belakang menjadi kurang fleksibel dan menebal. Nah, perubahan ini bisa mengakibatkan penyempitan di area tersebut. Ditambah lagi, perubahan akibat proses degeneratif (seiring dengan proses penuaan) dikaitkan dengan penyempitan sehingga tumbuh taji tulang yang menimbulkan nyeri saat bergesekan sehingga dapat menekan atau menjepit saraf tulang belakang.

Bentuk jepitannya bisa disebabkan oleh menonjolnya bantalan tulang atau adanya tulang tumbuh membentuk taji (spur). Selain itu, juga bisa karena rongga tulang belakang area leher menyempit akibat menebalnya ligamentum flavum yang menekan saraf atau akar saraf di area sekitarnya.

Usia, cedera, postur tubuh yang buruk dan penyakit-penyakit tertentu – seperti radang sendi (artritis) – dapat memicu timbulnya perubahan pada tulang dan sendi servikal sehingga berisiko mengakibatkan penonjolan bantalan sendi (syaraf kejepit atau herniasi nukleus pulposus/HNP).

Cedera berat dan mendadak pada leher juga berperan dalam terjadinya syaraf leher terjepit, whiplash, kerusakan pembuluh darah, cedera tulang dan ligamen tulang belakang, dan bahkan dalam kasus yang ekstrem, dapat menyebabkan kelumpuhan permanen.

Nyeri pada Leher, Ini Penyebabnya

Penyebab umum nyeri leher yang lainnya:

  1. Posisi yang salah dalam jangka waktu yang lama, banyak orang jatuh tertidur di sofa dan kursi dan bangun dengan keluhan sakit leher.
  2. Bekerja pada postur yang salah dan posisi tertentu dalam jangka waktu yang lama
  3. Cedera atau penyakit pada suatu organ dan struktur yang terletak di dekat leher, misalnya saraf, pembuluh darah, kelenjar tiroid, kelenjar getah bening leher, sistem pencernaan, jalan napas, otot rangka leher dan saraf tulang belakang.
  4. Tekanan fisik dan emosional dapat menyebabkan otot tegang dan peregangan, sehingga timbul rasa sakit dan kaku pada otot.
  5. Penyakit degeneratif, misalnya spondilosis tulang leher.
  6. Infeksi pada berbagai struktur pada leher, yang meliputi infeksi tenggorokan, abses atau luka nanah di belakang faring, radang atau pembesaran kelenjar getah bening, radang tulang belakang, dan penyakit Pott atau tuberkulosis tulang belakang.
  7. Meningitis atau infeksi pada selaput lapisan pelindung otak , keganasan atau kanker kepala dan leher, pembedahan arteri karotis, fibromyalgia, radang pada sendi, radikulopati, penekanan pada saraf-saraf yang berasal dari tulang leher.
  8. Cedera akibat hentakan keras di area kepala-leher, kecelakaan mobil, cedera olahraga, dan juga fraktur.

Kenali Gejala Stenosis Servikal

Nyeri pada leher dengan beragam penyebab di atas dapat menimbulkan gejala-gejala berikut:

  • Nyeri pada leher atau lengan
  • Kebas dan kelemahan pada lengan atas hingga telapak
  • Cara berjalan yang tidak stabil
  • Spasme otot kaki
  • Kehilangan koordinasi antara lengan, tangan hingga jari
  • Kehilangan tonus otot di lengan dan/ atau telapak tangan
  • Saat memegang benda, sering jatuh atau ketangkasan tangan menurun

Nyeri pada leher yang Anda alami perlu segera dikonsultasikan dengan dokter bila:

  • Terjadi setelah cedera berat pada kepala atau leher
  • Demam atau sakit kepala yang membarengi nyeri leher
  • Kaku kuduk sehingga sulit menunduk
  • Kelemahan atau kebas pada lengan dan/atau kaki
  • Nyeri tidak membaik setelah pengobatan sederhana

Pemeriksaan Fisik dan Penanganannya

Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, dokter akan melakukan tanya jawab untuk mengetahui riwayat medis atau gejala yang dirasakan.

  • Nyeri pada leher dapat bersifat kronis atau akut. Bisa langsung terasa di leher atau menjalar hingga lengan. Bisa juga dideskripsikan sebagai ringan atau berat, tajam atau tumpul, dan membaik atau memburuk dengan gerakan/posisi tertentu.
  • Sakit kepala yang seringkali menyertai masalah pada ruas tulang leher dan bisa menjadi keluhan utama. Sakit kepala ini biasanya timbul setiap hari, di belakang kepala dan menjalar hingga ke pelipis. Biasanya ringan dan dapat mereda dengan obat pereda nyeri. Saat menjadi kronik, bisa memburuk dan sering disalahartikan dengan migraine.
  • Kebas/baal pada lengan atau titik tertentu dimana saraf itu terkena.
  • Kelemahan otot akibat beberapa otot tidak dapat bekerja seperti biasanya. Kelemahan otot lengan biasanya lebih terlihat dibandingkan dengan otot kaki.
  • Ada tidaknya gangguan pada proses buang air besar, buang air kecil, cara berjalan dan keseimbangan juga menjadi petunjuk utama kemungkinan adanya cedera pada saraf.

Selain itu, dokter juga akan menilai beberapa hal berikut ini:

Menilai gaya berjalan pasien untuk diagnosis nyeri pada leher

Menilai gaya berjalan pasien untuk diagnosis nyeri pada leher

  • Menilai fungsi motorik dari hampir semua otot di kedua lengan dan kaki, dari kekuatan hingga ukuran (mengecilnya otot atau atrofi)
  • Menilai fungsi sensorik misalnya dengan menusuk dengan ujung jarum, untuk mencari area yang dirasa kebas, kesemutan atau seperti terbakar.
  • Aktivitas refleks pada lengan dan kaki bisa menggunakan alat tertentu untuk menilai fungsi saraf dan otot.
  • Melihat gaya berjalan, ada tidaknya ketidakseimbangan otot
  • Melihat koordinasi antara lengan dan kaki
  • Menilai ruang gerakan dari tulang belakang baik aktif maupun pasif.

Baca juga : Dokter syaraf kejepit yang bagus

Berbagai masalah di area leher dapat menekan/menjepit akar saraf atau saraf tulang belakang dan menyebabkan nyeri pada leher.

Jika nyeri berlangsung lama atau memburuk, pengobatan medis non-operatif mungkin dibutuhkan, seperti obat-obatan atau fisioterapi.

Ketika pengobatan konservatif ini tidak membantu, maka pilihan terapi intervensi lainnya dapat menjadi pertimbangan dokter.

Klinik Lamina Pain and Spine Center

Konsultasikan keluhan nyeri pada leher Anda dengan pakar bedah saraf yang berpengalaman di Klinik Lamina Pain and Spine Center. Rencana penanganannya akan disusun sesuai dengan hasil pemeriksaan klinis oleh dokter secara langsung dan dibantu dengan hasil pemeriksaan radiologis seperti MRI, rontgen.

Dengan penanganan yang tepat, Anda akan terbebas dari risiko kelumpuhan permanen. Kami memiliki beberapa teknologi terkini untuk membantu menangani keluhan saraf terjepit di leher dan stenosis leher, yaitu percutaneous endoscopic cervicalis discectomy (PECD) dan radiofrekuensi ablasi (RF).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No.34, RT.7/RW.5, Kalibata, Kec. Pancoran, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12740

Informasi dan Pendaftaran

Informasi dan Pendaftaran

021-7919-6999

registrasi@lamina.co.id

Pendaftaran Online

Pendaftaran Online

Segera Klik Disini

Jadwal Praktik


Dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS

Senin   : 13:00 - Selesai
Rabu    : 13:00 - Selesai
Jumat  : 13:00 - Selesai


Dr. Bismo Nugroho, SpBS

Rabu    : 14:30 - 17:00
Kamis  : 14:00 - 17:00


Dr. Victorio, SpBS, FINPS

Selasa  : 17:00 - 20:00
Sabtu    : 16:00 - 18:00


Dr. Faisal, M.Ked (Neurosurg), Sp.BS

Senin    : 10:00 - 13:00
Selasa   : 10:00 - 13:00
Rabu     : 10:00 - 13:00
Kamis   : 10:00 - 13:00
Jumat   : 10:00 - 13:00


Prof. dr. Darto Satoto, SpAn, KAR

Selasa   : 10:00 - 16:00
Kamis   : 10:00 - 16:00


Dr. Nelfidayani, SpKFR

Selasa   : 16:00 - 20:00
Kamis   : 16:00 - 20:00
Sabtu    : 16:00 - 20:00


Dr. Rifalisanto, SpKFR

Senin   : 10:00 - 15:00
Rabu     : 10:00 - 14:00
Jumat  : 10:00 - 12:00


dr. Ratih Puspa, Sp.N

Selasa     : 17:00 - 20:00
Kamis     : 17:00 - 20:00