Nyeri Leher dan Risiko Memilih Helm yang Salah

JAKARTA — Saat ini penggunaan helm bagi pengendara motor sudah jadi keharusan. Soal helm padahal bukan hanya soal aturan, tapi juga soal keamanan dari risiko cedera akibat kecelakaan. Selain itu masih ada satu masalah lagi. Nyeri leher karena helm juga bisa terjadi jika salam memilih jenis helm yang semakin membebani leher.

Helm yang baik bisa melindungi pengendara motor, mengurangi risiko cedera tulang leher. Demikian kata para peneliti dari Departement of Neurological Surgery, University of Wisconsin Hospitals and Clinics. Tapi kata peneliti juga ada jenis helm yang tak cukup melindungi pengendara dari cedera. Penelitian ini dipublikasikan secara online pada Maret, 2018 di Journal of Neurosurgery: Spine.

Untuk penelitian tersebut, Dr. Paul Page dan koleganya menganalisa data lebih dari 1.000 orang yang cedera karena kecelakaan antara tahun 2010 dan 2015. Untuk pasien tersebut, 30 persen menggunakan helm dan 70 persen tidak. Hasilnya kasus fraktur tulang servikal terjadi pada 11 persen karena tanpa helm, dan 5 persen pengguna helm. Cedera tulang leher berbahaya karena langsung berhubungan dengan otak dan berisiko kelumpuhan bahkan juga kematian.

Melihat angka tersebut penggunaan helm jadi terlihat pentingnya. Meski beberapa orang mengeluhkan penggunaan helm yang dianggap menyebabkan ketidaknyamanan karena menghalangi pandangan.

Ada 3 jenis helm yang saat ini beredar di pasaran, full face, 3/4 wajah dan 1/2 wajah.
Disebutkan para ahli yang full face adalah yang paling aman karena juga melindungi bagian dagu. Sebuah studi di Australia menyebutkan, cedera di bagian dagu terjadi pada 50 persen kecelakaan motor.

Dianjurkan untuk menggunakan helm dengan penutup wajah untuk menghindari angin, serangga di malam hari, dan benda-benda kecil yang bisa beterbangan. Penutup wajah pada helm bisa melindungi sampai 20 persen. Namun hindari helm dengan berat berlebih, karena kepala manusia umumnya memiliki berat 4,5-5 kilogram. Tambahan helm yang berat, meski sesuai standar keamanan akan menambah beban yang menekan tulang leher.

Jaga postur yang baik selama mengendara dan menggunakan helm. Postur yang baik, akan membuat tubuh khususnya otot leher lebih kuat saat Anda menggunakan helm. Postur yang salah akan memberikan ketegangan leher hingga cedera.

Latihan, olahraga dan untuk mencegah nyeri leher. Keluhan rasa tak nyaman bisa jadi karena cervical disc prolapse, cervical spondylosis dan kejang otot leher. Meski bukan disebabkan oleh helm tapi kondisi ini bisa diperburuk oleh helm. Rasa nyeri sampai lemas, kebas di lengan dan tangan. Konsultasikan dengan dokter begitu keluhan nyeri leher karena helm  seperti ini muncul.

Memilih helm yang aman untuk atasi nyeri leher

1. Saat membeli cobalah kenakan di kepala pegang pinggiran helm dan goyangkan. Idealnya helm yang baik tidak akan bergerak dan tetap dikepala Anda karena memang tugasnya sebagai lapisan lain dari kepala, namun di bagian dalam tetap memberi kenyamanan.

2. Uji kejelasan pandangan Anda saat mengenakan helm. Idealnya helm tidak menghalangi pandangan mata Anda dan sifatnya juga harus ergonomis. Saat menjajal helm sebaiknya juga sembari mengendarai motor agar Anda tahu seberapa maksimal pandangan Anda saat mengenakan helm berkendara motor.

3. Beli helm yang sesuai dengan aturan dan standar keamanan tapi pilih dengan material yang lebih ringan seperti karbon fiber. Helm semacam ini mungkin harganya lebih mahal dibanding helm standar. Tapi ingatlah bahwa kepala dan kesehatan Anda lebih mahal dari apapun.

4. Pikirkan kecocokan dengan kepala Anda. Ergonomik dengan bantalan untuk mengurangi ketegangan di leher, tapi juga aman. Helm yang pas di kepala akan menjaga kepala Anda dari angin saat berkendara di malam hari juga rasa nyeri leher karena helm. Helm yang longgar akan menimbulkan goncangan saat Anda berkendara. Bahkan ada kemungkinan helm yang longgar akan terlepas saat Anda mengalami benturan jika kecelakaan. Sadar tanpa sadar jika Anda menggunakan helm yang longgar, Anda akan berusaha menahannya di kepala Anda. Inilah yang akan membuat ketegangan leher terjadi. (TM)

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No.34, RT.7/RW.5, Kalibata, Kec. Pancoran, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12740

Informasi dan Pendaftaran

Informasi dan Pendaftaran

021-7919-6999

registrasi@lamina.co.id

Pendaftaran Online

Pendaftaran Online

Segera Klik Disini