JAKARTA — Sejak bulan lalu ada terapi baru di Klinik Lamina Pain and Spine Center. Dengan meja Manuthera, pasien sakit punggung bisa mendapatkan terapi rehabilitasi medik untuk manipulasi sendi, mobilisasi sendi, manipulasi tulang belakang. Mobilisasi tulang belakang ini dilakukan dengan cara yang lebih mudah dan menyenangkan.
Tapi Anda, penderita masalah nyeri punggung tak bisa serta merta datang dan meminta terapi ini. Harus ada diagnosis dokter dulu. Harus ada hasil pemeriksaan terlebih dahulu jika memungkinkan dengan hasil X-Ray dan MRI dan hasil pemeriksaan dokter spesialis nyeri atau dokter spesialis saraf.
MANIPULASI TULANG BELAKANG DENGAN MANUTHERA
Di Klinik Lamina Anda bisa menemui Dr Mahdian Nur NasutiOn SpBS dan Dr. Dr. Yossi Yudha, SpBS. Untuk rehabilitasi medik, Anda bisa menemui Dr Sri Wahyuni, SpKFR praktek setiap hari Senin sampai dengan Sabtu pukul 11.00 sampai selesai di Klinik Lamina Mampang, Jakarta Selatan.
Manipulasi spinal atau tulang belakang sebagai sebuah bagian dari terapi rehabilitasi medik memang tak selalu secara rutin direkomendasikan sebagai tindakan inti untuk nyeri punggung. Tapi sebuah riset membuktikan cara ini mungkin berhasil untuk intervensi, sehingga tak salah jika dokter menganjurkannya.
Berdasarkan data dari 47 penelitian yang diikuti total oleh 9.211 orang yang rata-rata berusia paruh baya, terbukti manipulasi tulang belakang meringankan nyeri punggung bawah. Setara dengan olahraga, penggunaan obat anti-peradangan non-steroid dan anti-nyeri. Manipulasi tulang belakang juga tampaknya lebih baik untuk memperbaiki fungsi tubuh dalam jangka pendek.
“Saat ini manipulasi spinal dianggap sebagai tahap kedua atau tindakan pilihan berdasarkan petunjuk medis internasional,” kata kepala penulis penelitian Sidney Rubinstein dari
Vrije Universiteit, Amsterdam. “Hasil penelitian menyebutkan manipulasi spinal setara dengan terapi lain yang direkomendasikan, dan bisa dipertimbangkan sebagai pilihan terapi.”
Nyeri punggung bawah adalah salah satu penyebab disabilitas dan sebab kunjungan pasien dewasa tertinggi ke dokter. Keluhan bisa berlangsung selama beberapa pekan. Namun jika nyeri terus berlangsung, berkonsultasi dengan dokter adalah keharusan. Di sini manipulasi spinal bisa dilakukan beriringan dengan pengobatan seperti anti-nyeri atau relaksan otot, kompres panas, olah raga dan terapi fisik lain.
Manipulasi spinal sering dilakukan oleh ahli chiropraktik tapi juga bisa dilakukan oleh ahli fisioterapis. Tindakan yang dilakukan termasuk menggerakkan sendi, pemijatan, dan latihan gerak lainnya. Di Klinik Lamina hal ini dilakukan dengan produk Manuthera yang baru ada dua buah di Indonesia, satu di Klinik Lamina Mampang satu lagi di Klinik Lamina RS. Cibubur.
FUNGSI MANIPULASI SPINAL
Manipulasi tulang belakang didesain untuk mengurangi tekanan pada sendi dan mengurasi peradangan. Misalnya terjadi pada nyeri punggung, leher, bahu dan sakit kepala.
Untuk studi saat ini, para peneliti fokus pada standar emas untuk menentukan efektivitas dan keamanan perawatan medi. Uji coba terkontrol secara acak yang membandingkan hasil untuk pasien yang secara acak ditugaskan untuk perawatan tertentu atau untuk pengobatan palsu atau tanpa perawatan sama sekali.
Manipulasi spinal bekerja lebih baik untuk menghilangkan rasa sakit daripada intervensi yang tidak direkomendasikan seperti pijatan jaringan ringan. Demikian hasil penelitian terbaru tersebut.
Salah satu keterbatasan analisis adalah bahwa studi manipulasi tulang belakang dilakukan dalam pengaturan yang berbeda, menguji teknik yang berbeda dan mengukur efektivitas intervensi ini dengan cara yang berbeda, catat para penulis penelitian.
“Manipulasi spinal dapat mengurangi rasa sakit dari ketegangan otot, peradangan dan kejang pada otot-otot punggung Anda dan / atau memengaruhi cara tubuh Anda merasakan nyeri melalui otak atau sumsum tulang belakang,” kata Christine Goertz, kepala eksekutif Spine Institute for Kualitas di Oskaloosa, Iowa.
“Efek samping paling umum yang dihasilkan dari manipulasi tulang belakang adalah nyeri sendi dan otot ringan atau sedang, dan / atau kekakuan,” Goertz, yang tidak terlibat dalam penelitian ini. “Gejala-gejala ini umumnya hilang dengan sendirinya dalam satu atau dua hari.” (***)