Drop Foot, Penyebab, Faktor Risiko, dan Penanganannya

Drop foot adalah kondisi saat tidak dapat mengangkat kaki sehingga saat berjalan jari kaki akan tampak terseret. Agar dapat mengangkat kaki, kemungkinan penderitanya akan mengangkat paha atau mengangkat lutut lebih tinggi dari biasanya.

Drop foot atau kaki terkulai ini berasal dari lemahnya atau kelumpuhan otot-otot yang berfungsi untuk mengangkat kaki. Foot drop dapat terjadi hanya pada satu kaki atau kedua kaki secara bersamaan yang bisa menyerang segala usia.

Drop foot biasanya timbul saat ada masalah pada persarafan di tulang belakang bagian bawah, kaki atau tungkai atau juga otot-otot pada tungkai dan kaki.

Beberapa jenis pekerjaan yang mengharuskan posisi tertentu dalam waktu lama misalnya berlutut, jongkok, berisiko tinggi alami jepitan saraf yang kemungkinan dapat memicu timbulnya drop foot.

Faktor risiko lain adalah kebiasaan seperti duduk dengan melipat/menekuk kaki dapat mengakibatkan kompresi atau jepitan saraf peroneal di daerah lutut yang bisa saja di kemudian hari menyebabkan drop foot.

Kenali Tanda Drop Foot

Berikut tanda-tanda adanya kemungkinan drop foot antara lain :

  • Alas kaki selalu terlepas saat berjalan
  • Sering tersandung akibat lemahnya otot kaki
  • Sering jatuh karena kelemahan otot kaki dan jari
  • Agar dapat melangkah, paha perlu pasien angkat agar kaki tidak terseret atau tergesek lantai
  • Agar tidak jatuh, kaki seperti mengayun melingkar ke depan
  • Sulit saat menaiki tangga
  • Kebas/ baal yang kemungkinan terasa pada area depan dan/atau lingkar luar kaki, serta dan/atau kaki bagian atas
  • Terjadi pada salah satu kaki, terutama bila penyebabnya adalah syaraf kejepit di pinggang atau kaki
  • Keseimbangan akan hilang saat berdiri tanpa pegangan sambil mata terpejam (Romberg’s sign)

Drop Foot Karena Jepitan Saraf Tulang Belakang

Kemungkinan penyebabnya adalah:

  1. Radikulopati: jepitan saraf pada L5
  2. Neuropati: kerusakan saraf tepi/perifer
  3. Pleksopati lumbosacral: kerusakan kelompok saraf di area lumbar dan sacral
  4. Fraktur (patah) tulang belakang dan kerusakan saraf

Rasa kebas/baal dan/atau nyeri di area tertentu kaki dan tungkai bergantung pada saraf mana yang mengalami jepitan.

Yuk simak secara lengkap penyebabnya berikut ini:

  • Radikulopati L5 atau jepitan saraf L5 yaitu area lumbar (pinggang) dan sacral yang menimbulkan:
  1. Kelemahan sendi pergelangan kaki sehingga tidak dapat menggerakkan kaki ke atas dan ke bawah
  2. Tidak dapat menggerakkan pergelangan kaki ke kiri dan kanan
  3. Tidak dapat menggerakkan tungkai (dari paha) ke dalam atau ke luar
  4. Nyeri yang menjalar dari punggung bawah/pinggang hingga ke kaki
  • Neuropati peroneal umum atau jepitan pada saraf peroneal yang menyebabkan:
  1. Kelemahan mengangkat sendi pergelangan kaki dan tidak dapat memutar pergelangan kaki ke arah luar
  2. Kebas/baal di area luar dan sisi kaki bawah dan bagian atas punggung telapak kaki
  • Neuropati sciatica, adanya jepitan pada saraf sciatica sehingga menyebabkan:
  1. Kelemahan menggerakkan pergelangan kaki ke atas atau ke bawah, memutar pergelangan kaki kea rah luar atau ke dalam saat lutut tertekuk
  2. Nyeri dan/atau kebas di paha bagian belakang, sisi tungkai, dan bagian atas telapak kaki
  • Neuropati saraf peroneal bagian dalam yang menimbulkan kelemahan saat mengangkat pergelangan kaki ke atas dan kebas/baal pada kulit di area ibu jari kaki dan jari kaki kedua

Dalam sebagian besar kasus kelemahannya terlihat dari tidak mampunya mengangkat pergelangan kaki ke atas

Penyebab lain drop foot adalah kelemahan atau kelumpuhan otot-otot pretibial (betis), dan otot fleksor pada panggul.

Radikulopati dan Drop Foot

Selain di L5, radikulopati juga bisa terjadi dari ruas L4 dan/atau S1. Apa penyebab radikulopati ini?

  1. Penonjolan bantalan tulang antara ruas tulang belakang (herniasi nucleus pulposus/HNP). Penonjolan ini akan menjepit saraf di area sekitarnya.
  2. Stenosis spinal atau penyempitan rongga ruas tulang belakang akibat adanya tulang yang tumbuh secara abnormal (taji tulang) atau akibat proses degeneratif (penuaan), sehingga menekan saraf tulang belakang
  3. Spondilolistesis, pergeseran tulang akibat proses degenerasi atau adanya tekanan yang berlebihan sehingga menjepit saraf.

Selain itu, kaki terkulai ini juga bisa terjadi ketika persarafan di tungkai dan/atau kaki mengalami kerusakan akibat kondisi sistemik atau kelainan genetik, misalnya diabetes, vaskulitis (peradangan pembuluh darah) dan neuropati herediter (keturunan).

Penyebab lainnya namun jarang, misalnya tumor, sumbatan pembuluh darah dan perdarahan di otak.

Penanganan dan Pemeriksaan

Drop foot perlu evaluasi oleh pakar medis agar mendapatkan diagnosis yang akurat dengan penanganan yang sesuai dengan penyebab utamanya.

Untuk mendiagnosis gangguan ini sangat kompleks mengingat tanda yang muncul seringkali overlapping dengan penyakit lain.

Penanganan drop foot bertujuan untuk mengurangi atau menyembuhkan gejala atau tanda pada penderitanya, dan yang paling penting adalah memperbaiki fungsi kaki secara keseluruhan.

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mereview riwayat  medis Anda dan kemungkinan memerlukan pemeriksaan penunjang atau pemeriksaan radiologis.

Drop foot biasanya akan sembuh dalam beberapa hari hingga minggu bila penyebab utamanya tertangani dengan baik. Contohnya, jika penyebabnya adalah HNP atau syaraf kejepit, maka setelah jepitan ini sudah hilang, harapnya gerakan kaki dapat membaik.

Jepitan pada syaraf tulang belakang ini kini dapat diatasi dengan teknologi terbaru yaitu percutaneous endoscopic lumbar discectomy (PELD) yang hanya butuh waktu sekitar 45 menit dengan pembiusan lokal dan tidak perlu rawat inap.

Teknologi ini sudah dapat dilakukan di Indonesia, salah satu pelopor tindakan ini adalah di Lamina yang dilakukan oleh dokter spesialis bedah saraf berpengalaman dalam bidang endoskopi ini.

Jika penyebab utama dibiarkan dan tidak ditangani sedini atau sebaik mungkin, drop foot ini akan disertai dengan nyeri, kesemutan, kebas/baal yang tentu akan menurunkan kualitas hidup penderitanya.

Dokter akan menanyakan:

  • Berapa lama kelemahan ini terjadi
  • Kondisi medis atau penyakit penyerta seperti diabetes, multiple sclerosis
  • Cedera pada tulang belakang, panggul, tungkai atau kaki
  • Menurunnya kekuatan otot di bagian lainnya

Penanganan drop foot di Lamina Pain and Spine Center bisa berupa tindakan nonbedah dan lainnya. Mungkin bisa dimulai dengan obat-obatan tertentu disertai dengan terapi fisik atau rehabilitasi medis. Bila hal ini tidak ada perubahan, maka dokter kemungkinan akan merekomendasikan tindakan lain yang disesuaikan dengan penyebabnya.

Waspadai Tanda Penyerta Ini

Bila  mengalami tanda-tanda berikut ini, jangan tunda lagi untuk segera ke dokter:

  • Kelemahan otot yang berat sehingga tidak lagi bisa menggerakkan kaki ke segala arah
  • Nyeri dan baal berat
  • Demam
  • Mual
  • Menurunnya nafsu makan dan/atau berat badan
  • Terganggunya kontrol buang air besar dan/atau buang air kecil

Tinggalkan Balasan

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No.34, RT.7/RW.5, Kalibata, Kec. Pancoran, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12740

Informasi dan Pendaftaran

Informasi dan Pendaftaran

021-7919-6999

registrasi@lamina.co.id

Pendaftaran Online

Pendaftaran Online

Segera Klik Disini