Cedera ACL atau cedera ligamen lutut anterior merupakan kondisi di mana ligamen lutut anterior mengalami kerusakan atau robekan. Ligamen ini merupakan ligamen yang menghubungkan antara tulang paha bawah dengan tulang kering sebagai menjaga kestabilan lutut. Cedera lutut ini paling sering terjadi pada atlet atau olahragawan. Ligamen lutut anterior mengalami kerobekan bisa karena beberapa hal, seperti perubahan gerakan kaki yang tiba-tiba atau lutut terbentur benda keras.
Berikut ada penjelasan lebih lanjut mengenai kondisi ini.
Apa saja gejala cedera ACL?
Penderita biasanya akan mendengar bunyi saat ligamen robek dan beberapa gejala lainnya yang kemungkinan akan mereka rasakan, seperti:
- Nyeri hebat pada lutut
- Sulit untuk menggerakkan ldan meregangkan lutut
- Ketidakstabilan lutut
- Sulit untuk berjalan
- Mengalami pembengkakan pada lutut dalam waktu 24 jam
Tingkat keparahan cedera bisa mempengaruhi gejala yang muncul. Berikut adalah tingkat keparahan berdasarkan tingkat kerusakan ligamen yang terjadi:
- Tingkat satu, kerusakan yang terjadi ringan dan umumnya tidak memengaruhi kemampuan lutut untuk menahan berat badan
- Tingakt dua, terjadinya robekan atau tarikan pada ligamen hanya sebagian. Umumnya, lutut akan mengalami ketidakstabilan sesaat sehingga akan membutuhkan waktu untuk bisa berjalan atau berdiri
- Tingkat tiga, mengalami kerusakan berat dan ligame robek sepenuhnya. Penderita akan mengalami ketidakstabulan.
- Avulsi, terjadi ketika ligamen tertarik dan terlepas dari salah satu tulang yang mengapitnya (tulang paha atau tulang kering)
Apa yang menyebabkan kondisi ini bisa terjadi?
Cedera ligamen lutut anterior atau anterior cruciate ligament (ACL) lebih sering terjadi saat seseorang melakukan olahraga yang memberikan tekanan pada lutut. Gerakan yang dimaksud memiliki risiko menimbulkan ACL, seperti:
- Bergerak cepat lalu berhenti secara tiba-tiba
- Mengubah arah gerakkan kaki dengan mendadak
- Melompat atau berputar secara tiba-tiba
- Melakukan peregangan lutut secara berlebihan
- Mendarat setelah melakukan lompatan dengan posisi kaki yang tidak tepat
- Lutut menabrak atau terkena benturan keras
Apa saja yang bisa meningkatkan risiko Cedera ACL?
- Perempuan
- Penuaan sehingga menyebabkan berkurangnya massa otot
- Kurang olahraga atau latihan lutut
- Berolahraga atau bermain di permukaan yang licin
- Olahraga yang memberikan tekanan pada lutut
- Ukuran otot kaki yang tidak seimbang
- Menggunakan alas kaki atau sepatu yang tidak pas
Bagaiaman cara mendiagnosisnya?
Pertama-tama dokter akan menanyakan berbagai pertanyaan, seperti gejala atau keluhan yang penderita alami, riwayat aktivitas, olahraga atau gerakan yang ia lakukan sebelumnya.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada area tungkai dan lutut. Pemeriksaannya antara lain, melihat dan membandingkan kondisi lutut yang normal dengan yang memiliki masalah. Serta, menilai ROM (ranger of motion) atau kemampuan rentang gerak yang pasien mampu lakukan.
Dokter kemungkinan juga akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosisnya:
- Foto Rontgen
- MRI
- Arthroscopy
Pengobatan apa saja yang tersedia?
Pengobatan atau penanganan yang dokter mungkina lakukan akan berdasarkan pada gejala yang pasien alami dan tingkat keparahan robekan. Pengobatannya bisa meliputi :
pertolongan pertama
Pertolongan pertama bertujuan untuk membantu mengurangi rasa sakit dan bengkak pada area yang curigai alami cedera ACL namun masih ringan. Penanganannya, meliputi :
- Istirahat
- Kompres lutut dengan es selama 20 menit untuk membantu redakan bengkak
- Membebat lutut dengan perban elastis
- Berbaring dan menyangga lutut pada atas bantal untuk mengurangi pembengkakan
Mengonsumsi obat-obatan
Dokter juga bisa memberikan obat-obatan untuk mengurangi peradangan dan nyeri, misalnya ibuprofen, ketorolac, atau paracetamol. Namun jika dokter menganggap perlu pemberian suntikan obat kortikosteroid ke lutut untuk membantu mengurangi peradangan.
Menggunakan penyangga lutut dan tongkat penopang
Penggunaan penyangga lutut bertujuan untuk memberikan perlindungan ekstra pada lutut. Selain itu, dokter juga mungkin akan menyarankan pasien untuk menggunakan tongkat penopang guna mengurangi tekanan pada lutut.
Fisioterapi
Melakukan fisioterapi untuk membantu mengembalikan kekuatan otot dan fungsi pergerakan lutut selala beberapa kali dalam satu minggu.
Pasien juga bisa melakukan terapi fisik untuk membantu menguatkan otot paha belakang sebelum operasi lutut.
Operasi
Dokter baru akan melakukan operasi jika pasien mengalami kondisi berikut ini :
- Ligamen lutut anterior alami robekan parah atau avulsi
- Lebih dari satu ligamen yang robek
- Bantalan lutut (meniskus) ikut rusak
- Lutut sudah tidak dapat menahan berat badan saat berjalan
Melakukan operasi biasaniya, setelah tidak ada perbaikan fungsi lutut dalam waktu lima bulan. Perlunya menunggu ini untuk menurukan risiko membentuknya jaringan parut pada sekitar lutut setelah operasi.
Setelah operasi, perlu beberapa waktu rehabilitasi untuk mengembalikan fungsi otot. Lamanya, bervariasi tapi secara umum pasien yang telah menjalani operasi dan rehabilitasi dapat olahraga kembali dalam waktu 1 bulan. Namun, perlu adanya persetujuan oleh dokter lebih dulu.
Apakah ada kemungkinan alami komplikasi?
Pasien cedera ACL berisiko mengalami osteoarthritis lutut, bahkan ketika sudah melakukan operasi rekonstruksi ligamen sekalipun. Operasi juga memiliki risiko menyebabkan komplikasi sebagai berikut:
- Nyeri pada sekitar tempurung lutut
- Infeksi pada graft yang digunakan untuk mengganti ligamen yang rusak
- Lutut mengalami kekakuan akibat kurang aktif bergerak pasca-operasi
- Rusaknya graft yang digunakan untuk mengganti ligamen yang rusak
Bagaimana cara mencegah cedera?
Ada beberapa hal yang dapat kamu lakukan untuk mengurangi risiko terjadinya cedera ligamen lutut, yaitu:
- Olahraga untuk menguatkan otot kaki dan otot lutut secara rutin
- Berlahraga untuk memperkuat bagian pinggul, panggul, dan perut bagian bawah dengan rutin.
- Latihan untuk menentukan posisi kaki saat mendarat setelah melompat.
- Gunakan alas kaki dan bila perlu pelindung (padding) yang pas saat berolahraga.
- Wajib melakukan pemanasan sebelum berolahraga.
- Lakukan perubahan intensitas olahraga secara perlahan dan bertahap, jangan tiba-tiba mengubah olahraga menjadi lebih intens.