Ada berbagai jenis pengobatan untuk keluhan nyeri akibat saraf kejepit, salah satunya adalah fisioterapi. Dalam kasus saraf kejepit atau Hernia Nukleus Pulposus (HNP) sendiri dapat menyebabkan berbagai keluhan pada penderitanya. Keluhannya, seperti nyeri dan kesemutan pada pinggang bawah sampai tungkai, spasme, keterbatasan gerak sendi serta melemahnya kekuatan otot yang dapat mengganggu aktivitas.
Banyaknya jumlah penderita saraf kejepit dan permasalahan yang muncul, sehingga menyebabkan berbagai pengembangan pengobatan termasuk fisioterapi.
Baca Juga: Fisioterapi Bisa Jadi Pengobatan Masalah Saraf
Jenis Fisioterapi Saraf Kejepit
Modalitas TENS
TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation) merupakan salah satu modalitas terapi elektro berupa impuls listrik yang berfungsi sebagai pemblok impuls nyeri yang pasien rasakan sehingga rasa nyeri akan berkurang (Pranata et al., 2016).
Menurut Jhonson (2009), pemberian intervensi TENS dengan frekuensi rendah mampu merangsang tubuh untuk mengeluarkan endorphin. Endorphin yang keluar akan meningkatkan relaksasi kemudian diikuti oleh penurunan nyeri.
Manuthera
Salah satu bagian yang penting dari rehabilitasi medik adalah terapi manual. Dalam hal ini terapi manual dalam “the Orthopaedic Manual Physical Therapy Description of Advanced Specialty Practice” diartikan sebagai pendekatan klinis yang memanfaatkan teknik-teknik tertentu.
Terapi manual secara umum bermanfaat untuk, meredakan nyeri, meningkatkan rentang atau luasan pergerakan. Mengurangi peradangan jaringan lunak, memperbaiki relaksasi, memfasilitasi gerakan dan meningkatkan fungsi organ.
Ada beberapa bentuk terapi manual, misalnya manipulasi sendi, mobilisasi sendi, manipulasi tulang belakang, mobilisasi tulang belakang, pemijatan dan fisioterapi.
Khusus untuk kasus-kasus tulang belakang di Klinik Lamina Pain and Spine Center, menggunakan teknologi Manuthera 242 satu-satunya di Indonesia.
Manuthera meja terapi dengan 4 ‘sendi’ ini memiliki gerakan yang sangat ergonomis yang bisa memudahkan dan membuat pasien sekaligus terapis merasa nyaman. Gerakannya sangat lembut lebih seperti gerakan tubuh manusia dan bukan robot atau mesin dengan dua motor yang bisa bergerak secara sinkron berdasarkan struktur teknologi tinggi.
Terapi Laser (Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation)
Laser merupakan alat yang dapat memancarkan gelombang radioelektromagnetik yang dapat menciptakan reaksi tertentu dalam jaringan tubuh. Memiliki manfaat dalam membantu perbaikan jaringan atau sel, meningkatkan sirkulasi darah, mengurangi reaksi peradangan dan pembengkakan serta dapat membantu meredakan nyeri akut atau kronik.
Terapi laser, pasien akan merasakan sensasi hangat pada area yang sedang terapi. Terapi laser ini dapat membantu mengatasi nyeri. Baik pada kepala, leher, punggung, tendon, nyeri pada tumit dan telapak kaki, nyeri akibat jepitan saraf pada pergelangan tangan, dan nyeri pasca-tindakan.
Microwave Diathermy (MWD)
MWD merupakan salah satu alat terapi yang bertujuan untuk membantu meningkatkan vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah. Serta perbaikan sirkulasi dan metabolisme serta membantu membuat otot-otot menjadi lebih relaks.
MWD yang menghasilkan energi elektromagnetik ini dapat membantu pemulihan luka pada jaringan lunak. Selain itu, juga dapat meningkatkan proses perbaikan atau reparasi jaringan, serta mampu membantu menurunkan nyeri.
Baca Juga: 4 Tanda Kamu Butuh Rehabilitasi Medis