Menurut Dokter Mahdian, herniasi atau penonjolan bantalan sendi tulang belakang. Merupakan penyebab utama terjadinya nyeri pinggang dan sciatica. Penanganan kasus pecahnya bantalan sendi tulang belakang terutama pada tulang lumbal telah mengalami evolusi. Dari yang semula menggunakan teknik laminektomi (bedah terbuka) berubah menjadi teknik endoskopi perkutan dalam hal ini Endoskopi PELD. Endoskopi perkutan merupakan teknik minimally invasive spine surgery untuk mengatasi prolapse bantalan sendi tulang belakang. Atau yang masayarakat Indonesia kenal sebagai saraf terjepit.
Tindakan Endoskopi PELD memiliki beberapa keuntungan seperti risiko komplikasi (perdarahan, kelumpuhan, kerusakan saraf dan jaringan) yang lebih minimal. Luka sayatan hanya 6 mm, pemulihan cepat, anastesi local dan tanpa membutuhkan rawat inap. Pada tanggal 23 Oktober 2018, dokter Mahdian Nur Nasution, SpBS yang merupakan dokter spesialis bedah saraf Klinik Nyeri dan Tulang Belakang Jakarta. Serta Arfa Pain and Spine Center RS Meilia Cibubur, telah melakukan sebanyak 170 tindakan Endoskopi PELD.
Dokter Mahdian 170 Tindakan Endoskopi PELD
Dalam berbagai literature medis dikatakan tindakan Endoskopi PELD terbukti Aman, dan efektif mengatasi saraf terjepit yang disebabkan pecahnya bantalan sendi tulang belakang. Tindakan ini sama efektifnya dengan tindakan open lumbar microdisectomy (MED). Namun dengan risiko komplikasi yang lebih minimal. Dokter Mahdian melakukan tindakan endoskopi PELD bersama Timnya dalam waktu sekitar 30-60 menit. Endoskopi PELD merupakan tindakan medis yang dapat dilakukan untuk mengatasi saraf terjepit terutama pada orang yang takut denga tindakan operasi terbuka.
Pengalaman, jam terbang yang dimiliki dokter tentunya menjadi salah satu perhatian para pasien. “Ini juga yang membuat yakin para pasien melakukan tindakan endoskopi PELD untuk saraf terjepit,” jelas dokter Mahdian.
Bahkan penelitian yang dilakukan oleh Gibson dan kawan-kawan pada tahun 2012, yang merupakan dokter bedah ortopaedi The Royal Infirmary di Inggris melakukan kajian terhadap beberapa penelitian sebelumnya mengatakan tindakan endoskopi PELD terbukti lebih unggul dibandingkan tindakan MED. “Tinggal menunggu waktu, tindakan endoskopi PELD tidak menutup kemungkinan akan dijadikan gold standart terapi pada kasus saraf terjepit yang disebabkan penojolan atau pecahnya bantalan sendi tulang belakang,” jelas dokter mahdian.