Cervical radiculopathy adalah kondisi medis kedua terbanyak setelah saraf terjepit pinggang (lumbal). Cervical radiculopathy disebut juga sebagai saraf terjepit di leher. Saraf terjepit leher terjadi ketika ada penekanan saraf tulang belakang di leher atau terjadi iritasi. Endoskopi PECD bisa jadi solusi.
Gejala yang paling sering muncul berupa nyeri di leher yang menjalar hingga pundak yang selanjutnya menyebabkan kelemahan otot dan juga rasa kebas di bagian lengan hingga tangan. Penyebab paling sering dari cervical radiculopathy adalah keausan tulang dan bantalan sendi, yang dipengaruhi usia dan menyebabkan terjadinya arthritis. Sementara pada usia muda saraf terjepit leher banyak disebabkan karena kecelakaan yang menyebabkan herniasi bantalan sendi.
Terapi Cervical Radiculopathy
Pada cervical radiculopathy terapi dibagi dalam 2 jenis yaitu; non bedah dan bedah. Beberapa jenis terapi non bedah yang dapat dilakukan diantaranya;
- Penggunaan soft cervical collar
- Terapi fisik
- Obat-obatan
Dalam dua dekade terakhir, penanganan HNP servikal terus berkembang. Setelah teknik bedah terbuka tak lagi populer karena berbagai risikonya, muncul teknologi lain, yakni Anterior Cervical Discectomy and Fusion (ACDF) yang sampai saat ini masih dilakukan dokter di banyak belahan dunia termasuk Indonesia.
Sayangnya teknik ini memiliki beberapa komplikasi yang dapat terjadi. Seperti disfagia, hematoma, unilateral recurrent laryngeal nerve (RLN) palsy, kebocoran cairan serebrospinal (CSF), kebocoran esophagus, perburukan gejala radiculopathy, hingga kegagalan pemasangan implant.
Endoskopi PECD Bedah Minimal
Kebutuhan akan hasil pembedahan yang lebih baik dan harapan pasien akan proses recovery yang cepat memunculkan teknik bedah terbaru yang disebut Percutaneous Endoscopic Cervical Discectomy (PECD). Sering disebut Endoskopi Servikal/ Endoskopi PECD.
Teknik Endoskopi PECD, menganut dua pendekatan yaitu anterior (depan) dan posterior (belakang). Keduanya bertujuan mengilangkan herniasi bantalan sendi tulang belakang yang menyebabkan penekanan pada saraf tulang belakang. Dengan bantuan penglihatan langsung melalui kamera endoskopi yang ditampilkan pada layar.
Keuntungan Endoskopi PECD
- Sayatan minimal (4 mm)
- Anestesi lokal
- Waktu operasi yang lebih singkat
- Pemulihan cepat
- Kerusakan jaringan minimal
Dalam beberapa literatur medis disebutkan tingkat keberhasilan terapi menggunakan Endoskopi PECD mencapai 90%. Keberhasilan Endoskopi PECD bergantung pada pemilihan pasien yang tepat dan dekompresi elemen saraf yang adekuat.
Untuk informasi lebih lanjut bisa menghubungi Lamina Pain & Spine Center sebagai satu-satunya klinik syaraf kejepit terlengkap di Indonesia.