Usir Nyeri Lutut Penderita Obesitas Dengan Kurangi Berat Badan

JAKARTA — Kelebihan berat badan hingga obesitas diketahui dapat mengundang banyak masalah kesehatan. Mulai dari pencernaan, pembuluh darah, jantung dan sebagainya. Termasuk juga nyeri sendi yang sebagian besar terjadi karena berat beban berlebih hingga obesitas, utamanya lutut dimana tubuh harus ditopang sendi ini saat kita bergerak.

Salah satu nyeri sendi yang berhubungan dengan penambahan berat tubuh yang paling sering terjadi adalah Osteoarthritis (OA). Selain sebagai akibat, OA juga bisa memperburuk kondisi penderita. Karena sekali terserang OA penderita jadi tak lagi mudah bergerak, dan karena sulit bergerak risiko mengalami berat badan berlebih jadi semakin bertambah.

 

Karenanya menurunkan beberapa kilogram saja dari berat badan pasien nyeri sendi, bisa menguntungkan untuk kesehatan sendi. Terutama sendi di bagian tubuh bawah seperti pinggul dan lutut. Keduanya paling bertanggung jawab terhadap beban tubuh.

Setelah bertahun-tahun menopang tubuh apalagi ditambah dengan berat badan berlebih, sendi jadi mudah terasa sakit, bengkak, kaku, meradang dan kemerahan.

Karena OA, tulang rawan yang menjadi bantalan antar tulang mengalami degenerasi. Tulang jadi mudah bergesekan dengan keras, menyebabkan iritasi, nyeri dan meradang. Semakin berat beban yang ditanggung sendi, semakin aus permukan tulang rawan.

“Menjaga berat badan ideal sangat penting, jika kelebihan berat badan, menurunkan sebanyak 4,9 kilogram saja sudah bisa memperbaiki kondisi OA di lutut sampai 50 persen,” kata ahli rheumatologis Elain Husni, MD, MPH, direktur Cleveland Clinic’s Arthritis and Musculoskeletal Treatment Center.

Penelitian secara konsisten menunjukkan orang yang kelebihan berat badan lebih berisiko terserang OA dibanding yang tidak kelebihan berat badan. Sebuah penelitian menemukan bahwa mereka yang obesitas (dengan indeks massa tubuh antara 30 dan 35), 4-5 kali lebih mungkin mengalami arthritis di lutut.

Kurangi Ketegangan dan Nyeri Sendi Lutut pada Obesitas

Obesitas dan kejadian nyeri pada sendi lutut

Obesitas dan kejadian nyeri pada sendi lutut

Jika Anda mengalami nyeri sendi yang disebabkan oleh obesitas seperti lutut, mengurangi beberapa kilogram bisa mengurangi gejala nyeri sendi. Karena tubuh tidak bisa menghilangkan arthritis dan menumbuhkan lagi tulang rawan, menghilangkan sebagian berat badan akibat obesitas bisa membuat keluhan nyeri sendi lutut sedikit lebih ringan. Sekaligus juga mencegah kerusakan lebih lanjut di masa depan.

Cobalah Olahraga Air

Cara terbaik untuk menurunkan berat badan adalah kombinasi dari pengaturan pola makan dan olahraga. Untuk yang terlanjur terserang masalah sendi dianjurkan melakukan olahraga air. Berenang, aerobik air dan berjalan di air adalah pilihan olahraga yang baik untuk penderita obesitas dengan keluhan nyeri lutut.

Saat di dalam air, tubuh orang dengan obesitas lebih ringan dengan demikian Anda akan lebih mudah menggerakkan sendi lutut sehingga tidak terlalu nyeri. Untuk pasien masalah sendi, latihan gerak dan berbagai aktivitas bisa menjadi langkah pertama. Jika mobilitas menjadi tantangan, terapi fisik bisa didahulukan untuk mencegah serangan nyeri saat bergerak.

Jika Nyeri Sendi Lutut Tak Juga Pergi pada Penderita Obesitas

Baik ahli rheumathologis dan pengobatan nyeri sama-sama sepakat beberapa langkah berikut ini dapat menghentikan nyeri yang tak mau juga pergi.

  1. Pengobatan anti-peradangan. Bisa obat telan atau yang dioleskan di kulit.
  2. Injeksi. Jika nyeri membuat penderita tak bisa bergerak, penyuntikan kortikosteroid untuk mengurangi peradangan atau viscosuplementasi ke sendi bisa membantu. Viscosupplementasi adalah gel lubrikasi yang dapat disuntikkan ke sendi lutut untuk mengurangi nyeri saat bergerak.
  3. Radiofrekuensi Ablasi (RA). Terapi ini bisa Anda dapatkan di Klinik Nyeri dan Tulang Belakang yang sebentar lagi akan berganti nama menjadi Lamina Pain and Spine Center. Ini adalah teknologi terbaru untuk penanganan nyeri lutut. Caranya dengan menggunakan jarum khusus yang ujungnya dipanaskan dengan radio frekuensi yang setara dengan gelombang AM. Jarum di tempatkan berdekatan dengan saraf sensori lutut. Panas yang intens akan membuat saraf berhenti mengirimkan sinyal rasa nyeri ke otak.Prosedur ini berlangsung kurang dari 30 menit dan pasien bisa langsung sembuh tanpa rawat inap. Pasien bisa bebas rasa nyeri selama beberapa bulan atau tahun. RA bisa menjadi cara untuk menghindari replacement tulang lutut lebih lama. Setidaknya sembari pasien bisa menurunkan berat badan, kemudian baru bisa melakukan penggantian tulang lutut.

Tetaplah Bergerak

Cara terbaik untuk menghentikan nyeri lutut pada obesitas adalah menghentikannya sebelum nyeri muncul atau semakin meluas. Lindungi pinggul dan lutut untuk waktu yang lebih lama dengan mengurangi berat badan. Mulailah bergerak dari sekarang sebelum OA menyerang.

Apa yang dapat Anda lakukan:

  1. Ketahui Indeks Massa Tubuh (IMT) Anda dan sesuaikan dengan IMT ideal.
  2. Ukur lingkar perut Anda dan berusaha sesuaikan terus dengan ukuran ideal.
  3. Ikuti aktivitas fisik yang moderat. Sesuaikan dengan kondisi tubuh Anda.
  4. Buat modifikasi diet untuk untuk penurunan berat badan.
  5. Penting juga mendapatkan diagnosis yang tepat karena banyak kondisi yang bisa menyebabkan nyeri sendi. Termasuk di dalamnya penyakit autoimun yang berkaitan dengan arthritis, psoriasis arthritis, gout atau asam urat. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No.34, RT.7/RW.5, Kalibata, Kec. Pancoran, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12740

Informasi dan Pendaftaran

Informasi dan Pendaftaran

021-7919-6999

registrasi@lamina.co.id

Pendaftaran Online

Pendaftaran Online

Segera Klik Disini

Jadwal Praktik


Dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS

Senin   : 13:00 - Selesai
Rabu    : 13:00 - Selesai
Jumat  : 13:00 - Selesai


Dr. Bismo Nugroho, SpBS

Rabu    : 14:30 - 17:00
Kamis  : 14:00 - 17:00


Dr. Victorio, SpBS, FINPS

Selasa  : 17:00 - 20:00
Sabtu    : 16:00 - 18:00


Dr. Faisal, M.Ked (Neurosurg), Sp.BS

Senin    : 10:00 - 13:00
Selasa   : 10:00 - 13:00
Rabu     : 10:00 - 13:00
Kamis   : 10:00 - 13:00
Jumat   : 10:00 - 13:00


Prof. dr. Darto Satoto, SpAn, KAR

Selasa   : 10:00 - 16:00
Kamis   : 10:00 - 16:00


Dr. Nelfidayani, SpKFR

Selasa   : 16:00 - 20:00
Kamis   : 16:00 - 20:00
Sabtu    : 16:00 - 20:00


Dr. Rifalisanto, SpKFR

Senin   : 10:00 - 15:00
Rabu     : 10:00 - 14:00
Jumat  : 10:00 - 12:00


dr. Ratih Puspa, Sp.N

Selasa     : 17:00 - 20:00
Kamis     : 17:00 - 20:00