Terapi obat-obatan dan bedah konvensional seringkali tidak adekuat atasi nyeri. Penanganan nyeri umumnya hanya berfokus pada penggunaan obat-obatan anti nyeri. Pada kasus-kasus yangan penyebab jelas seperti kanker, tumor, atau penyakit, terapi berupa tindakan bedah juga dapat dilakukan.
Sayangnya, tidak semua kasus nyeri dapat diatasi dengan kedua modalitas terapi tersebut. Nyeri yang berlangsung lama atau nyeri kronis seringkali sulit untuk dikelola sehingga memerlukan obat. Obat dengan dosis tinggi atau obat golongan opioid yang perlu diawasi ketat penggunaannya.
“Terapi nyeri dengan menggunakan obat-obatan berpotensi menyebabkan ketergantungan obat antinyeri, terutama mereka yang mendapat obat golongan opioid,” jelas dokter Lamina Pain and Spine Center, dr Mahdian Nur Nasution, SpBS.
Penggunaan obat-obatan golongan ini juga berpotensi menyebabkan kematian akibat overdosis. Pasalnya, menurut survei yang dilakukan oleh American Pain Foundation (2006). Lebih dari 51% responden merasa bahwa nyeri yang mereka rasakan belum atau hanya sedikit terkontrol.
Baca juga : Piriformis sindrom
Selain itu, 6 dari 10 pasien mengatakan bahwa nyeri dapat kambuh hingga beberapa kali sehari sehingga menurunkan kualitas hidup. Akibatnya, pasien seringkali menambah frekuensi atau dosis obat tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Obat-obatan Untuk Lutut
Di Klinik Lamina untuk mengatasi nyeri sendi ada beberapa pilihan mulai dari suntikan kortikosteroid, Platelet-rich Plasma (PRP). Dan yang paling canggih adalah terapi Radiofrekuensi Ablasi (RF).
Baca juga : Terapi PRP
RF menggunkan gelombang radio yang aman dan cepat sebagai genicular nerve block (ablation) untuk memblok rasa nyeri sehingga tidak dikirimkan dari ujung saraf. Diharapkan pembaalan rasa nyeri ini bisa brelangsung sampai 24 bulan.
“Cukup dengan waktu total 15-20 menit diinjeksi dengan tiga jarum suntik, dengan dialirkan gelombang radio frequency itu, di mana jarum suntiknya ditempatkan pada tiga saraf di lutut yang mengatur sensasi nyeri ke otak,” kata Dr. Mahdian.
Sebagai sebuah terapi yang menawarkan sensasi bebas nyeri, banyak keuntungan yang didapat. Mulai dari penyembuhan yang lebih cepat, tidak membuat takut pasien apalagi yang berusia lanjut dibanding bedah terbuka, dan hasil dari hilangnya rasa nyeri akan membuat pasien bisa bergerak lebih banyak dan lebih bebas.