Pencegahan saraf terjepit bisa membantu meminimalisir terjadinya komplikasi penyakit lain. Saraf terjepit dapat terjadi karena saraf pada bagian tubuh tertentu mendapat tekanan lebih. Hal inilah yang menyebabkan saraf mengirimkan sinyal peringatan ke bagian otak dan menimbulkan rasa nyeri, kesemutan dan juga lemah pada penderita. Kerusakan saraf bisa terjadi pada bagian tulang belakang, yaitu pada bagian leher dan bisa menyebabkan cervical radiculopathy.
Pencegahan saraf terjepit
Kerusakan tulang belakang yang menyebabkan saraf rusak atau cervical radiculopathy bisa menyebabkan nyeri terasa mulai bagian bahu, bersamaan dengan munculnya kelemahan otot yang merambat ke bagian lengan dan juga jari. Kondisi ini banyak terjadi pada lansia, sebab saraf pada tubuh mereka sudah mulai melemah. Pada pasien muda, saraf terjepit bisa terjadi karena cedera mendadak atau kecelakaan. Penyembuhan saraf terjepit sendiri biasanya memakan waktu yang tidak sebentar.
Ketika penderita sudah merasa lebih baik dan sembuh, resiko saraf terjepit masih bisa muncul pada kemudian hari. Oleh karena itu, melakukan konsultasi dengan tenaga medis seperti dokter adalah pilihan terbaik untuk mencegah kembali munculnya saraf terjepit.
Berikut beberapa cara pencegahan saraf terjepit:
1. Minum obat pereda nyeri dan suntik
Mengutip dari American Academy of Orthopaedic Surgeons menyatakan jika gejala saraf kejepit pada bagian leher bisa reda dengan menggunakan obat-obatan sesuai anjuran dokter, seperti, obat anti nyeri, seperti aspirin, ibuprofen, atau naproxen. Penderita saraf terjepit juga bisa mengonsumsi obat kortikosteroid untuk mengurangi terjadinya bengkak dan radang pada saraf. Pengobatan ini bisa menjadi solusi jangka pendek pencegahan saraf terjepit.
Selain dengan rutin mengonsumsi obat-obatan, penderita saraf terjepit juga bisa menjalani prosedur penyuntikan steroid pada lamina, foramen, atau sendi facet pada area sekitar tulang belakang untuk mencegah kembali munculnya saraf terjepit.
2. Mengompres dengan air dingin atau hangat
Selain rutin minum obat pereda nyeri, kamu juga bisa melakukan pencegahan saraf terjepit dengan melakukan kompres pada area yang terasa nyeri secara bergantian. Kamu bisa menggunakan es batu ataupun air hangat untuk mengompres area yang nyeri dan mengalami bengkak serta radang. Kamu bisa mengkombinasikan antara suhu panas dan dingin untuk meningkatkan sirkulasi darah. Tempelkan atau kompres pada area yang mengalami nyeri selama 15 menit sebanyak 3 kali sesuai dengan kebutuhan.
3. Istirahat cukup
Cara sederhana untuk pencegahan saraf terjepit pada bagian leher adalah dengan istirahat cukup. Kamu bisa beristirahat jika tubuhmu sudah mulai kelelahan. Jangan memaksakan untuk beraktivitas saat tubuh merasa lelah, karena hal inilah yang bisa jadi pemicu gejala saraf terjepit kambuh.
Istirahat cukup bisa membantu tubuh untuk melakukan perbaikan secara alami pada bagian saraf. Kamu juga bisa memilih posisi yang nyaman agar kualitas tidurmu lebih maksimal.
6. Olahraga
Kamu juga bisa menerapkan gaya hidup sehat sebagai pencegahan saraf terjepit. Beberapa jenis olahraga yang bisa kamu lakukan seperti, berjalan, berenang dan bersepeda. Latihan tersebut bisa menjaga kebugaran tubuh dan mengontrol berat badan ideal. Berat badan yang ideal bisa mengurangi terjadinya tekanan pada saraf dan menghindari nyeri saraf terjepit kembali.
7. Mengatur posisi tubuh
Untuk pekerja kantoran yang terbiasa duduk dengan durasi yang cukup lama, kamu perlu memperhatikan posisi duduk yang benar, tidak bungkuk tetapi tetap tegak. Kemudian saat tidur, pilihlah bantal yang nyaman serta kasur yang rata untuk mengikuti bentuk lekuk tulang belakang.
8. Hindari kebiasaan mengangkat beban dengan membungkuk
Kebiasaan mengangkat beban dengan membungkuk bisa menjadi penyebab munculnya penyakit saraf terjepit. Misalnya saat mengangkat galon ke dispenser atau saat menggendong anak. Kamu bisa memulainya dengan berjongkok dalam posisi tegak lalu berdiri secara perlahan.
9. Lengkapi asupan nutrisi
Semakin bertambahnya umur, maka akan terjadi pengeroposan tulang atau osteoporosis, gangguan sendi dan juga saraf. Kamu bisa menjaga asupan kalsium, vitamin B kompleks, dan mineral untuk nutrisi tulang, sendi dan juga saraf.