Pernah nggak sih terbayang kalau ternyata nyeri sendi yang Anda rasakan bisa jadi ciri saraf kejepit? Saraf kejepit memang dapat menimbulkan gejala yang bervariasi, salah satunya yaitu nyeri sendi yang tak tertahankan dan bisa menjalar ke bagian sendi lainnya. Bahkan, rasa nyeri tersebut sering diikuti dengan gejala lain, seperti kebas dan kesemutan yang berlangsung lama.
Nah, sebelum membahas lebih lanjut, ketahui dulu yuk apa itu nyeri sendi dan penyebabnya berikut ini.
Pengertian Nyeri Sendi
Persendian di dalam tubuh memiliki fungsi utama yaitu sebagai poros agar tulang dapat bergerak secara fleksibel dan tetap pada posisinya. Sendi itu sendiri merupakan bantalan yang menghubungkan antar tulang dalam tubuh manusia.
Keluhan nyeri sendi dapat terjadi pada satu atau lebih area persendian, sehingga rasa sakitnya bisa menyebabkan nyeri otot ataupun nyeri tulang. Biasanya, kondisi ini sering terjadi pada area yang sering digunakan seperti lutut, bahu, ataupun leher.
Penyebabnya pun beragam, misalnya karena cedera berolahraga, faktor bertambahnya usia (degeneratif), atau penyakit lainnya seperti tumor atau saraf kejepit. Pada tingkat yang sudah parah, nyeri sendi dapat mengganggu aktivitas karena terbatasnya pergerakan.
Nyeri Sendi Kronis Gejala Saraf Kejepit
Saraf kejepit terjadi ketika saraf menerima tekanan berlebih dari jaringan di sekitarnya, seperti tulang, tulang rawan, otot ataupun tendon. Bertambahnya usia adalah salah satu faktor penyebab dari saraf kejepit. Ketika Anda berusia lanjut, maka tulang ataupun tulang rawan mengalami degenerasi atau pengikisan. Sehingga kondisi ini sangat berisiko menyebabkan radang sendi (arthritis).
Radang sendi dapat menyebabkan rasa sakit yang tak tertahankan pada persendian. Rasa nyeri yang muncul pada persendian ini sebaiknya memang diwaspadai sebab bisa merupakan tanda saraf kejepit.
Gejala lainnya yaitu mati rasa, kesemutan, kelemahan otot, hingga yang cukup parah yakni kesulitan mengontrol buang air besar dan buang air kecil.
Penyebab Saraf Kejepit
Beberapa hal bisa menyebabkan saraf kejepit, antara lain:
- Usia tua (faktor degeneratif)
- Cedera berolahraga, terjatuh duduk atau karena kecelakaan
- Postur tubuh yang tidak baik saat berdiri, bermain gadget atau bekerja di depan laptop
- Posisi yang tidak tepat saat mengangkat benda berat
- Melakukan gerakan mendadak dan berulang
- Faktor risiko lainnya seperti menderita diabetes, skoliosis, kifosis ataupun arthritis
Kapan Sebaiknya Anda Ke Dokter?
Waktu terbaik untuk memeriksakan diri ke dokter adalah sedini mungkin. Sebab, saraf kejepit tidak bisa dibiarkan dalam waktu lama. Kondisi yang semakin parah bisa menyebabkan kerusakan saraf permanen hingga kelumpuhan.
Dokter akan melakukan tanya jawab terkait riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh. Untuk menegakkan diagnosa, dokter biasanya juga akan meminta Anda untuk melakukan pemeriksaan radiologi, seperti MRI. Hasil MRI akan menunjukkan lokasi saraf yang terjepit dan kondisi bantalan tulang yang menekan saraf.
Penanganan Saraf Kejepit dengan BESS
Salah satu pilihan pengobatan saraf kejepit yang lebih minim risiko adalah BESS. BESS atau Biportal Endoscopic Spine Surgery merupakan tindakan non bedah yang bekerja dengan cara memasukkan alat dekompresi endoskopi ke area tulang belakang. Prosedurnya yaitu dokter akan membuat dua lubang atau dua sayatan sebagai pintu masuk alat dekompresi. Setelah alat masuk ke bagian saraf yang terjepit, dokter akan mulai mengambil atau membuang tonjolan bantalan tulang yang menekan saraf. Dengan cara ini, rasa nyeri akan hilang dan Anda bisa sembuh dari saraf kejepit.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang saraf kejepit dan BESS, silakan menghubungi Assistance Center Lamina Pain and Spine Center di nomor 021-7919-6999. Anda juga bisa berkonsultasi melalui whatsapp ke 0811-1443-599 atau melakukan telekonsultasi langsung dengan tim dokter spesialis bedah saraf kami di Lamina.
Semoga sehat selalu dan semoga bermanfaat!
Baca juga: Perhatikan Tanda Saraf Kejepit Leher yang Tidak Disadari