Apa itu sindrom piriformis atau piriformis syndrome, adalah kondisi penyakit tergolong sakit punggung bagian bawah yang jarang terjadi. Otot piriformis sendiri merupakan otot yang terletak pada bagian bokong, membentang hingga bagian atas tulang paha. Otot piriformis membantu menyeimbangkan tubuh bagian bawah ketika Anda melakukan aktivitas yang melibatkan bagian tubuh di area ini, seperti berjalan atau ketika sedang mengangkat beban.
Piriformis syndrome adalah kondisi saat otot piriformis yang terletak di area bokong mengalami ketegangan dan kekakuan. Sehingga menjepit saraf sciatic yang berjalan di antara oto-otot piriformis tersebut dan timbul gejala seperti linu panggul (sciatic) akhibat jepitan saraf sciatic di daerah bokong (pantat).
Apabila tidak terobati dengan baik, nyeri akibat piriformis syndrome dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Terlebih karena nyeri ini dapat terpicu ketika sedang duduk, berlari, naik tangga, hingga jika otot piriformis tertekan. Terkadang orang awam sulit membedakan nyeri punggung dengan nyeri akibat piriformis syndrome.
Tanda dan Gejala Piriformis Syndrome Adalah
Untuk membedakan sindrom piriformis dari jenis sakit punggung bagian bawah lain seperti saraf terjepit, kejang otot, cedera otot hamstring dan asam urat, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan beberapa pemeriksaan penunjang pada pasien. CT scan, MRI, dan pemeriksaan elektromiografi (EMG) akan dilakukan untuk mengamati otot piriformis, mendeteksi gangguan atau perubahan pada saraf otot, dan mencari tahu faktor penyebab, seperti herniasi bantalan saraf tulang belakang, abses maupun tumor.
Piriformis syndrome adalah rentan dialami mereka yang memiliki profesi sebagai pengemudi truk, petenis, penggemar olahraga ski, serta pencinta olahraga sepeda. Rasa nyeri akibat piriformis syndrom akan menjalar ke tungkai bagian bawah dan akan menjadi lebih berat ketika Anda berjalan atau jongkok.
Ciri-ciri lain yang mungkin dirasakan namun tidak disadari adalah rasa nyeri yang muncul ketika buang air baik kecil maupun besar, posisi akan bangun dari kasur, hingga rasa nyeri di area organ kelamin. Bahan dapat muncul juga rasa nyeri saat menggerakkan paha dan sulit duduk. Pada wanita, dengan piriformis syndrome juga dapat ditandai dengan nyeri saat berhubungan badan dengan pasangannya.
Saat kondisi ini tidak ditangani dengan baik, nyeri akibat sindrom piriformis dapat mengganggu aktivitas harian Anda. Terlebih karena rasa saki ini dapat terpicu ketika sedang duduk, berlari, ketika naik tangga, bahkan aktivitas ringan seperti saat otot piriformis mendapat tekanan.
Pemeriksaan Fisik Piriformis Syndrome
Temuan gejala klinis yang sering pada pasien adalah kekakuan pada palpasi muskulus piriformis. Pada bagian ini dapat teraba massa berbentuk tebal seperti sosis di bokong yang merupakan muskulus piriformis mengalami kontraksi. Pemeriksaan tanda piriformis, ditemukan bahwa Freiberg sign positif pada 32-63% kasus, dan pace sign ditemukan positif pada 30-74% kasus.
Pemeriksaan Penunjang
Modalitas diagnostik seperti Computer Tomography-scan atau CT-scan, Magnetic Resonance Imaging atau MRI, Ultrasound atau USG, dan Electromyography atau EMG sering berguna untuk menyingkirkan diagnosis banding. MRI dapat juga digunakan untuk mengidentifikasi adanya ketidak normalan anatomis yang menyebabkan kompresi nervus iskiadikus.
Dari beberapa pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan, MRI lebih sensitif dibandingkan CT scan dan USG. Pemeriksaan CT-scan dan USG dapat mengidentifikasi keberadaan massa yang dapat menyebabkan kompresi nervus iskiadikus. Pada pemeriksaan USG, muskulus piriformis yang mengalami nyeri ditemukan lebih tebal dibandingkan kondisi normalnya (rerata 10,9 mm pada sisi normal dan 13,5 mm pada sisi nyeri).
Cara Menyembuhkan Piriformis Syndrome
Setelah berkonsultasi dengan dokter dan melakukan beberapa pemeriksaan, maka akan diketahui apakah pasien memiliki keluhan sindrom piriformis atau keluhan lain. Jika pasien positif mengidap piriformis syndrom, ada beberapa cara untuk menyembuhkannya, diantaranya:
- Fisioterapi adalah salah satu jenis penanganan pertama yang disarankan bagi penderita sindrom piriformis. Selain istirahat yang cukup, Anda akan dianjurkan untuk mengikuti serangkaian latihan fisik, peregangan hingga senam piriformis syndrome untuk mengurangi tekanan pada saraf sciatic. Anda juga bisa mencoba memberikan kompres dingin pada daerah yang nyeri untuk mengurangi peradangan dan nyeri. Fisioterapi juga bertujuan untuk mengurangi rasa sakit dan menambah jangkauan gerakan Anda.
- Obat-obatan seperti obat pereda rasa sakit, obat pelemas otot (muscle relaxant) yang bisa Anda temukan di apotik, maupun suntikan kortikosteroid. Bius juga bisa diberikan jika dirasa perlu untuk meminimalisir rasa sakit. Tindakan pembedahan adalah pilihan terakhir yang dianjurkan dan dilakukan dengan beberapa cara. Diantaranya dengan pemotongan urat piriformis dan pembedahan saraf sciatic. Tindakan operasi juga dapat dipertimbangkan pada gejala nyeri berat akibat tekanan pada saraf sciatic piriformis syndrome dengan biaya terjangkau. Anda bisa mendiskusikan dengan dokter, pilihan pengobatan lain yang tersedia, sebelum memutuskan untuk menjalankannya.
- Jika ketiga cara di atas sudah dilakukan namun tidak ada perubahan, cara yang tepat yakni dengan melakukan injeksi atau suntik di area yang nyeri. Penyuntukkan anastesi lokal dan kortikosteroid. kadang langsung disuntikkan ke dalam otot piriformis untuk membantu otot menjadi rileksa dan mengurangi kejang serta nyeri.
Pencegahan Piriformis Syndrome Adalah
Untuk membedakan sindrom piriformis dengan jenis nyeri punggung bagian bawah lainnya seperti saraf terjepit, kejang otot, atau cedera otot hamstring hingga asam urat. Dokter umumnya melakukan pemeriksaan fisik dan beberapa pemeriksaan penunjang untuk kondisi Anda.
Pemeriksaan radiologi seperti CT scan, MRI, dan pemeriksaan elektromiografi (EMG) dapat dilakukan. Guna mengamati otot piriformis, atau mendeteksi gangguan hingga perubahan pada saraf, dan mencari tahu penyebab. Seperti penonjolan bantalan saraf tulang belakang atau dikenal HNP, munculnya nanh di dalam tulang belakang maupun tumor.
Untuk meminimalkan risiko piriformis sindrom, langkah pencegahan yang bisa Kalian lakukan. Contohnya adalah dengan menyediakan waktu cukup untuk pemanasan sebelum beraktivitas atau pada saat akan berolahraga. Perhatikan juga posisi tubuh saat berjalan, berlari, atau saat hendak mengangkat beban cukup berat.
Segera hentikan segala kegiatan kalian saat merasa nyeri. Atau merasa tidak tepat dengan postur tubuh maupun area punggung belakang bagian bawah Anda. Semakin awal piriformis sindrom tertangani, maka semakin besar tingkat kesembuhan yang Anda dapatkan.
Pantangan Sindrom Piriformis
Saat Anda kurang hati-hati dalam memilih makanan yang dikonsumsi, tidak menutup kemungkinan dapat memperparah rasa sakit dan memperlambat proses penyembuhan sindrom piriformis. Berikut beberapa makanan yang sebaiknya Anda hindari ketika didiagnosis piriformis syndrome, adalah :
- Golongan kacang-kacangan, seperti susu kacang dan buncis
- Emping
- Jeroan, misalnya usus, dan hati
- Daging merah (sapi atau kambing)
- Makanan kaleng
- Durian
- Minuman yang mengandung Alkohol tinggi
- Bayam dan kangkung
9 Comments
Fajar Budiyono
Saya mengalami piriformis syndrome, mau tanya kalau diklinik lamina berapa biaya utk penanganan operasi agar bisa sembuh?
Mohon pencerahannya terimakasih.
Admin Lamina
Terapi piriformis sindrome sangat beragam, mulai dari suntikan obat, radiofrekuensi hingga operasi. Untuk kondisinya sudah sangat berat atau bagaiaman pak? sebaiknya datang ke klnik kami untuk konsultasi langsung dan pemeriksaan untuk biaya sendiri masih terjangkau Rp 225.000,-. Terimakasih
Fajar Budiyono
Sy sdh minum berbagai macam obat pereda nyeri,tp efeknya tdk ngaruh banyak…buat jalan beberapa langkah terasa sakit dr pinggul sampai betis kaki kanan saja. Sdh fisioterapi jg tdk banyak membantu.
ron
sampai saat ini apakah sudah sembuh pak Fajar Budiyono?
Admin Lamina
Sebagai informasi angka keberhasilan terapi untuk piriformis sindrome dengan pembedahan mencapai 80%. Silahkan datang ke klnik kami untuk pemeriksaan lebih lanjut pak. Terimakasih
Amar
Untuk alamat klinik ada di mana yah,apakah ada di area cibitung ,bekasi
Admin Lamina
Lamina Pain and Spine Center Mampang – Jl. Warung Jati Barat No.34, RT007/005 Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan 12760
Melisa
Saya mau tanya jika sdh melakukan terapi di rumah selama 3 hari sakit berkurang tapi kadang masih muncul.BUTUH Berapa lama untuk sembuh?
Admin Lamina
Terima kasih atas pertanyaannya. sebelumnya saya ingin menanyakan terapi apakah yang sedang ibu jalani?