Biaya operasi syaraf kejepit bervariasi, bergantung pada tempat tindakan dan/atau metode yang digunakan. Biaya operasi syaraf terjepit mulai dari 80 juta rupiah hingga lebih dari 100 juta rupiah. Jadi, sebaiknya tanyakan lebih dulu pada fasilitas kesehatan tersebut rincian biaya dan fasilitas apa saja yang didapatkan. Tentunya setiap fasilitas kesehatan berbeda, misalnya rumah sakit ada biaya untuk rawat inap. Metodenya pun berbeda-beda, operasi konvensional atau dengan menggunakan endoskopi tulang belakang.
Perlu kamu ketehaui, operasi dilakukan jika penanganan dengan obat-obatan, fisioterapi tidak memberikan perbaikan atau kondisi semakin memburuk.
Untuk kamu yang belum mengetahui penyakit syaraf kejepit itu, gejala, penyebab dan apa saja penanganannya selain operasi, simak penjelasannya berikut ini.
Apa itu penyakit syaraf kejepit?
Penyakit syaraf kejepit/ saraf terjepit atau dalam istilah medisnya hernia nukleus pulposus (HNP), merupakan kondisi ketika bantalan ruas tulang belakang bergeser dan menekan saraf tulang belakang. Gejala paling umum dari penyakit ini adalah nyeri pada bagian tulamng belakang, seperti leher, punggung atas dan punggung bawah (pinggang). Pada banyak kasus, saraf terjepit bisa sembuh sendirinya. Tapi, bila keluhan nyeri masih berlanjut hingga berbulan-bulan, sebaiknya periksa ke dokter.
Apa saja gejalanya?
Gejala yang muncul bergantung pada lokasi saraf yang terjepit. Hal ini terjadi jika bantalan yang bergeser sampai menekan atau menjepit saraf tulang belakang, sehingga bisa menyebabkan nyeri leher, punggung, pinggang dan mungkin menjalar hingga ke paha atau kaki. Namun, jika bantalan yang bergeser tidak menjepit saraf, kemungkinan penderita hanya akan merasakan nyeri ringan pada bagian punggung.
Berikut gejala syaraf kejepit berdasarkan lokasinya:
leher
- Nyeri leher dan bahu, hingga menjalar sampai lengan
- Kesemutan, kelemahan, atau kekakuan otot pada salah satu lengan
- Merasakan sensasi seperti terbakar pada leher, bahu, dan lengan
punggung bawah
- Nyeri punggung bawah (pinggang) atau tulang ekor saat bergerak
- Sensasi seperti tertusuk pada area bokong hingga menjalar ke tungkai
- Kesemutan atau kelemahan otot pada tungkai
Untuk mendiagnosis penyakit ini, dokter akan menanyakan gejala yang pasien rasakan, aktivitas sebelum nyeri menyerang. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang. Pemeriksaan penunjang, bisa berupa MRI atau CT-Scan.
Apa yang menjadi penyebabnya?
Kebanyakan kasus, penyebabnya adalah melemahnya jaringan pada bantalan tulang belakang. Bertambahnya usia, kelenturan bantalan tulang belakang akan semakin berkurang dan akan rentan pada cedera. Selain itu, bisa juga terjadi akibat terjatuh atau mengalami benturan pada bagian tulang belakang, sehingga menyebabkan tulang belakang bergeser (spondylolisthesis).
Lebih lanjut, ada juga beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko penyakit HNP ini, antara lain:
- Ada keluarga dengan riwayat saraf kejepit
- Obesitas atau berat badan berlebih
- Aktivitas rutin yang memberatkan tulang belakang, misalnya mengangkat beban berat dengan posisi dan tumpuan yang kurang tepat
- Melakukan gerakan mendadak atau berulang
Apa saja pilihan pengobatannya?
Sebagian besar pasien bisa sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu hingga bulan. Namun, jika semakin memburuk dokter akan memberikan penanganan seperti:
- Pemberian obat, meliputi obat pereda nyeri, pelemas otot, dan suntik kortikosteroid
- Fisioterapi
Selama periode ini, dokter akan menyarankan pasien untuk istirahat dan menghindari aktivitas berat. Kendati demikian, pasien bukia berarti tidak boleh bergerak sama sekali, justru perlu melakukan peregangan. Hal ini berguna untuk mencegah kekakuan otot.
Namun, jika masih sakit pasien mungkin akan dokter anjurkan melakukan operasi dengan dokter bedah saraf. Saraf kejepit, yang tidak segera mendapatkan penanganan berisiko alami kelumpuhan. Jika perlu melakukan operasi, sebaiknya tanyakan lebih dulu terkait biaya operasi syaraf kejepit dan siapkan dana cadangan.
Bagaimana cara mencegahnya?
Ada beberapa cara untuk membantu mencegah atau mengurangi risiko saraf kejepit dengan beberpa langkah berikut ini:
- Berolahraga secara teratur, terutama berenang
- Menjaga postur tubuh yang baik saat duduk, tidur dan berdiri
- Mempertahankan berat badan ideal