Fraktur kompresi umumnya disebabkan oleh osteoporosis, tumor atau kelainan tulang belakang. Kondisi ini mengakibatkan tulang belakang bagian depan patah dan bisa semakin parah, sedangkan bagian belakang tetap stabil. Pada kasus osteoporosis, tulang belakang dapat runtuh secara perlahan karena strukturnya semakin lemah akibat mengalami degenerasi.
Faktor Risiko
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko terkena fraktur kompresi, antara lain:
- Orang berusia lanjut (lansia), karena mengalami osteoporosis atau keropos tulang
- Wanita yang sudah menopause lebih rentan mengalami fraktur kompresi
- Orang-orang yang sering mengangkat beban berat di punggung
- Sering duduk lama dengan posisi yang tidak ergonomis
Gejala Fraktur Kompresi
Akibat fraktur kompresi, Anda mungkin akan merasakan nyeri hebat di bagian punggung yang disertai dengan sensasi kebas, dan kesemutan. Bahkan, pada beberapa kasus, Anda juga dapat mengalami deformitas atau perubahan bentuk tulang belakang dan berkurangnya tinggi tubuh. Fraktur biasanya sering terjadi di area toraks, terutama di punggung bawah.
Baca juga: Ini Cara Efektif Menyembuhkan Patah Tulang Belakang Tanpa Operasi
Bahaya Bila Tidak Ditangani
Fraktur kompresi yang belum parah tidak menimbulkan kerusakan jangka panjang. Namun, kondisi ini dapat menyebabkan nyeri kronis jika tidak segera tertangani. Pada kasus fraktur yang lebih parah, fraktur kompresi dapat memicu komplikasi seperti kehilangan mobilitas, hilangnya sensasi dan kelumpuhan anggota tubuh.
Penanganannya dapat berupa terapi obat-obatan, istirahat cukup, braces (korset), dan tindakan minimal invasif. Apabila gejala semakin memburuk dan Anda sudah kesulitan beraktivitas, maka teknik minimal invasif seperti kyphoplasty adalah pilihan yang tepat.
Penanganan Fraktur
Penanganan fraktur dapat dilakukan dengan memberikan terapi obat, braces/ korset tulang belakang, dan tindakan minimal invasif.
Apabila kondisi runtuhnya tulang belakang sudah cukup parah, maka penanganan yang tepat yaitu dengan metode kyphoplasty atau balloon kyphoplasty. Prosedur ini bukan merupakan operasi bedah terbuka sehingga risiko komplikasi lebih minimal. Teknik ini bekerja dengan memasukkan jarum khusus dan balon ke ruas tulang belakang yang mengalami fraktur. Dengan panduan alat X-Ray, dokter akan mengarahkan jarum ke target lokasi sehingga dapat mengembangkan balon untuk membuat ruang di tulang belakang. Kemudian, dokter akan memasukkan semen tulang khusus guna mengembalikan tulang ke posisi awalnya agar kembali stabil.
Dengan kyphoplasty, waktu tindakan relatif lebih singkat, semen bertahan seumur hidup, tulang belakang lebih kuat, dan proses pemulihan lebih cepat.
Apabila memiliki keluhan nyeri di tulang belakang, segera berkonsultasi dengan dokter kami di Lamina Pain and Spine Center. Dokter akan memberikan diagnosis penyakit dan membantu mengelola gejala dengan pengobatan yang tepat. Hubungi Assitance Center Lamina di nomor 021-7919-6999 atau chat kami via whatsapp ke 0811 1443 599..
Frequently Asked Questions (FAQ)
Apa faktor Risiko Fraktur Kompresi?
Beberapa faktor risiko terkena fraktur kompresi, antara lain: 1. Orang berusia lanjut (lansia) 2. Wanita yang sudah menopause 3. Orang-orang yang sering mengangkat beban berat di punggung 4. Sering duduk lama dengan posisi yang tidak ergonomis
Apa Bahaya Fraktur Kompresi yang Tidak Ditangani?
Fraktur kompresi yang belum parah tidak menimbulkan kerusakan jangka panjang. Namun, kondisi ini dapat menyebabkan nyeri kronis jika tidak segera tertangani. Pada kasus fraktur yang lebih parah, fraktur kompresi dapat memicu komplikasi seperti kehilangan mobilitas, hilangnya sensasi dan kelumpuhan anggota tubuh.
Bagaimana Prosedur Kyphoplasty?
Prosedur ini bukan merupakan operasi bedah terbuka sehingga risiko komplikasi lebih minimal. Teknik ini bekerja dengan memasukkan jarum khusus dan balon ke ruas tulang belakang yang mengalami fraktur. Dengan panduan alat X-Ray, dokter akan mengarahkan jarum ke target lokasi sehingga dapat mengembangkan balon untuk membuat ruang di tulang belakang. Kemudian, dokter akan memasukkan semen tulang khusus guna mengembalikan tulang ke posisi awalnya agar kembali stabil.
Artikel ini ditinjau oleh: dr. Yuti Purnamasari